Lebih lanjutnya, hubungan yang seimbang antara kekuasaan, ekonomi, dan budaya ditekankan oleh Buya Aprizal. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan dapat mendukung kelancaran dakwah.
Tanpa adanya dukungan dari kekuasaan, sebuah komunitas dapat kehilangan arah dalam upaya penyebaran nilai-nilai kemanusiaan yang diusung. Oleh karena itu, kader harus memiliki keberanian untuk terlibat dan mengambil bagian dalam dinamika politik yang ada.
” Dengan fondasi moral yang kuat, para kader diharapkan dapat menjaga integritas dan keberimbangan dalam melaksanakan peranan mereka di tengah-tengah masyarakat,” ujar Pimpinan Muhammadiyah Kabupaten Pessel itu.
Diharapkan, keberadaan sumber daya manusia (SDM) Muhammadiyah yang kompeten juga menjadi faktor penentu dalam konteks politik. Dengan memahami dinamika dan tantangan yang ada, kader Muhammadiyah diharapkan tidak hanya menjadi pengikut, melainkan juga menjadi penggerak perubahan yang positif.
Hal ini sejalan dengan peran Muhammadiyah sebagai penyejuk dalam masyarakat, yang perlu menjadi jembatan dalam menyampaikan aspirasi dan kebutuhan umat kepada para pengambil keputusan politik.(rio)




















