Data terbaru BPS Sumbar menunjukkan adanya peningkatan NTP yang signifikan. Pada bulan Januari 2024, rata-rata NTP mencapai 116,49, lebih tinggi dari rata-rata NTP tahun 2023 sebesar 110,78. Peningkatan yang luar biasa malah terjadi pada bulan Juni 2024 ini dengan rata-rata NTP mencapai 125,33 atau naik 1,30 persen dari NTP pada bulan sebelumnya di tahun yang sama.
Mahyeldi menambahkan peningkatan pendapatan petani juga tercermin dalam hasil survei yang dilakukan oleh Balitbang Provinsi Sumbar bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Andalas (Unand) beberapa waktu lalu.
“Pendapatan petani tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan meningkat rata-rata 14,22% dibandingkan tahun 2022 dan 2023,” ungkapnya.
Keberhasilan sektor pertanian ini tidak lepas dari kebijakan pembangunan pertanian yang dijalankan Pemprov Sumbar dibawah kepemimpinan Gubernur Mahyeldi.
“Kebijakan-kebijakan yang dilahirkan ini bermuara pada kesejahteraan petani dan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumbar 2021-2026. Dalam RPJMD itu sektor pertanian mendapatkan alokasi anggaran sebesar 10% dari APBD.
Pemprov Sumbar juga mengusung Program Unggulan (Progul) Sumbar Sejahtera untuk mendukung pembangunan pertanian. Program ini mencakup penyediaan sarana dan prasarana produksi pertanian, modernisasi dan hilirisasi pertanian, perlindungan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, serta pengembangan kelembagaan petani.
Selain itu, untuk mendukung konsep pertanian berkelanjutan, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menerapkan berbagai inovasi seperti Good Agricultural Practices (GAPs), pembentukan Lembaga Sertifikasi Organik (LSO), dan pengembangan sekolah lapang pertanian rendah emisi.
“Kami juga mengembangkan smart farming dan membangun fasilitas pascapanen untuk mendukung Unit Pelayanan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (UP3HP),” jelas Mahyeldi.
Mahyeldi berharap inisiatif-inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dan mendapatkan masukan kritis dari para pakar untuk kemajuan pertanian Sumbar di masa mendatang.
“Menumbuhkan ketahanan, memanfaatkan kekuatan pertanian untuk masa depan berkelanjutan. Hal ini sangat relevan dengan dinamika pembangunan di Sumatera Barat saat ini dan tantangan di masa depan, termasuk di Sumatera Barat,” tutup Mahyeldi.(AD.ADPSB)
















