“Anak kita dinyatakan tidak lulus pada tesyang pertama itu, setelah itu kita dihubungi untuk bisa hadir di sekolah, untuk merapatkan jika memang anaknya ingin masuk di MIN 1 Padang,” katanya.
“Setelah kita hadir, memang kita ditawari untuk melakukan pembayaran dengan judulnya uang komite, dengan nominal Rp500.000. Tentu hal ini menjadi keberatan bagi kita sebenarnya, apalagi jika kita tidak hanya satu anak yang disekolahkan,” ungkapnya.
Dia menyebut, beberapa orang tua yang dipanggil lainnya juga merasa keberatan, dan setelah itu ‘trik’ dimana orang tua mendapat ancaman apabila tidak sanggup menyanggupi, maka akan di naikkan cadangan yang lain.
“Tentu seorang orang tua dengan waktu yang mepet, mau tidak mau secara otomatis akan menyanggupi, tetapi kami meminta jangan dengan harga yang demikian tinggi, akhirnya di sepakati rentang Rp300.000 hingga Rp500.000,” ujarnya.
Budiman mengatakan, ada sekitar 25 orang siswa-siswi kelas 1 baru yang bernasib sama seperti anaknya. Atau sekitar satu rombongan belajar (rombel) yang menjadi korban.
Dia menyebut, pada siswa yang dinyatakan lulus yang tidak cadangan, uang komite juga diminta sebanyak Rp200.000 persiswa. (brm)




















