Ia mengatakan pelatihan ini juga menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman antara para perajin, sehingga dapat mendorong inovasi dan kreativitas dalam industri batik di Payakumbuh.
“Produk batik lokal diharapkan mampu bersaing di pasar global dan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian daerah,” tutupnya.
Sementara itu Kadis Nakerperin Yunida Fatwa didampingi Kabid Industri Elya Harmi mengatakan workshop ecoprint telah dimulai sejak tanggal 29 Juli lalu dan diikuti oleh 16 peserta se-Kota Payakumbuh.
“Untuk Batik Payakumbuh diikuti oleh 15 peserta. Kegiatan kita ini juga didukung oleh DPRD Kota Payakumbuh,” katanya.
Ia menyebut, untuk memberikan hasil yang lebih maksimal pada kedua workshop tersebut, pihaknya mendatangkan narasuber dan instruktur professional. “Kita ingin para peserta ini setelah workshop bisa langsung action, dan produk yang dihasilkan bisa langsung di pasarkan,” pungkasnya. (uus)




















