Angin monsun Australia sendiri diketahui membawa massa udara yang sifatnya dingin dan kering dari benua Australia dan masuk ke Indonesia yang dapat menyebabkan musim kemarau.
“Jadi, kalau gelombang panas itu karakternya ada perbedaan lima derajat celsius dari suhu kondisi normal,” ujar dia.
Oleh karena itu, pihaknya menegaskan kondisi peningkatan suhu selama beberapa hari terakhir tidak termasuk fenomena gelombang panas seperti yang terjadi di Afrika, India dan wilayah lainnya.
Terakhir, BMKG mengimbau masyarakat agar mengantisipasi peningkatan suhu panas terutama saat beraktivitas di ruangan terbuka. Tindakan yang dapat dilakukan misalnya menggunakan payung dan pelindung lainnya.
Selain itu, BMKG juga mengimbau masyarakat agar tidak membakar sampah, atau membuka lahan perkebunan dengan cara dibakar. Sebab, hal tersebut dapat memicu kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau. (brm)
















