TELUK BAYUR, METRO – Jengkol, petai dan jeruk nipis dinyatakan sebagai komoditi ekspor yang laku di pasar internasional. Saat ini jengkol dan petai telah diekspor ke Arab Saudi dan negara lainnya.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Ali Jamil mengatakan, jeruk nipis juga di ekspor ke Belanda dan Perancis.
“Alhamdulilah hari ini akan kita saksikan pelepasan ekspor komoditas pertanian yang akan mengirim 10.000 ton bungkil sawit ke New Zealand senilai Rp12,24 miliar. Bungkil sawit merupakan komoditas volume ekspor 5 terbesar penyumbang devisa negara sektor nonmigas di Sumatera Barat,” imbuh Ali pada launching ekspor produksi pertanian Sumbar yang diadakan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Padang di PT Wira Inno Mas Jalan Dumai No.1 Teluk Bayur Kecamatan Padang Selatan, Rabu (6/3).
Kepala Karantina Pertanian Kelas 1 Padang, Joni Anwar menyampaikan, bersamaan dengan ekspor bungkil sawit ini juga diekspor 6 komoditas lainnya dengan total nilai sebesar Rp59,387 miliar. Dengan rincian sebagai berikut 32.000 Ton Cangkang Sawit (PKS) tujuan Korea Selatan dengan nilai Rp31,36 miliar, 83 ton santan kelapa dengan nilai Rp1,25 miliar tujuan Belanda, Norwegia, Belgia dan Costarika.
Kemudian terang Joni, 129,3 ton kulit manis tujuan Portugal, Malaysia, Algeria, Amerika Serikat dengan nilai Rp9,051 miliar, 19,8 ton kopi tujuan Thailand dengan nilai Rp730 juta, 7,875 ton cengkeh dan Kapulaga tujuan Malaysia senilai Rp66 juta dan 201,6 ton karet tujuan China senilai Rp3,99 miliar.
“Sebagai unit kerja yang memegang peranan strategis, karantina akan terus memperkuat sistem agar produk pertanian kita terus melaju menembus pasar global dan mampu bersaing dengan negara lain,” tuturnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang, Eyviet Nazmar mengatakan, dengan adanya launching ekspor produksi pertanian yaitu bungkil kelapa sawit ini menjadi salah satu pendukung visi Wali Kota Padang sebagai kota perdagangan. “Kota Padang memang tidak mempunyai lahan yang luas untuk proses produksi, diperdagangan inilah seharusnya Kota Padang bisa bergerak,” ujar Eyviet.
Selanjutnya dijelaskan Eyviet, disamping komoditi ekspor yang telah menjadi primadona selama ini seperti kulit manis, cengkeh, pala, minyak sawit dan sebagainya, ada beberapa hasil pertanian yang bisa menjadi komoditi ekspor yang laris di pasar internasional seperti jengkol, petai dan jeruk nipis.
Eyviet menjelaskan, jengkol, petai dan jeruk nipis itu termasuk tanaman pekarangan, tidak perlu punya lahan yang luas. “Kita galakkan saja hal ini di Kota Padang, untuk bibit bisa diminta ke Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumbar,” bebernya.
“Kita berharap kepada instansi terkait dalam peningkatan pangan dan perdagangan ini mari kita bersinergi bersama-sama melakukan pembinaan dan dan saling mengisi untuk tercapainya visi dan misi Wali Kota Padang yaitu Padang sebagai Kota Perdagangan,” ungkapnya. (tin)