PADANG, METRO – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengklaim, hingga akhir tahun 2018, Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif telah memberikan kontribusi sebesar Rp1.000 triliun pada perekonomian Indonesia. Angka tersebut meningkat 30% dibandingkan periode tahun sebelumnya.
”Saya bicara mungkin lebih global tentang pertumbuhan ekonomi kreatif. Karena di situ nanti kita bisa mengikuti pertumbuhan subsektornya. PDB bekraf pertama kali pada 2016 sekitar Rp700 hingga Rp750 triliun. Nah, pada akhir 2018 kemarin sudah mencapai Rp1.000 triliun,” ujar Deputi Akses Permodalan Bekraf, Fadjar Hutomo disela-sela Sosialisasi Food Startup Indonesia (FSI) yang pertama, Selasa (5/2) di Hotel Axana.
Dari sumbangsih ini, kata Fadjar, industri makanan atau kuliner (food) memberikan kontribusi tertinggi mencapai 41,6%. Sementara, yang kedua ialah Fashion dan Craft (kerajinan tangan). “Kuliner masih menjadi yang tertinggi 41,6 persen kontrubusinya bagi PDB ekonomi kreatif,” tutur Fadjar.
Strategi dalam meningkatkan ekonomi kreatif kedepannya, sambung Fadjar, Bekraf melakukan berbagai cara untuk dapat membangun industri ekonomi kreatif di Indonesia salah satunya dengan program Food Startup Indonesia.
Fadjar menambahkan, Food Startup ini dilakukan Bekraf bukan hanya menjembatani starup kuliner bertemu investor, tetapi juga menambah kapasitas mereka dengan menghadirkan mentor yang ahli di bidang kuliner untuk meningkatkan kualitaa dan kuantitas dari segi produk dan manajemen bisnis.
”Saya kira Indonesia dengan keberagaman rasa nusantara dari Sabang sampai Merauke kita punya potensi yang sangat luar biasa yang bisa digali untuk menjadi ide-ide bisnis kuliner yang baru. Apalagi Sumbar, memilih mengembangkan halal tourism saya rasa sangat cocok dengan industri kuliner,” kata Fadjar.
Lebih lanjut, sebut Fadjar, Bekraf menyelenggarakan sosialisasi Food Startup Indonesia dan Kreatifood 2019 di 10 Kota yakni, Padang, Medan, Semarang, Bandung, Balikpapan, Mataram, Jakarta, Makassar, Malang, Surabaya dan Yogyakarta.
”Sosialisasi food startup ini bertujuan meningkatkan awareness starup kuliner daerah terkait program tersebut, sehingga mereka bisa berpatisipasi,” ucap Fadjar.
Sementara, Kasubdit Dana Masyarakat, Direktorat Akses Non Perbankan Bekraf, Hanifah Makarim menjelaskan, melalui program FSI ini, Bekraf akan menyeleksi starup kuliner yang mendaftarkan FSI melalui pitchdeck yaitu, paparan bisnis untuk menarik minat investor.
”Bagi 50 startup kuliner yang lolos seleksi maka berhak mengikuti demoday FSI 2019 yang akan dilaksanakan Juli mendatang di Surabaya,” kata Hanifah.
Pada demoday FSI 2019, Hanifah menyebut, bagi 50 startup kuliner berkesempatan mempromosikan produk mereka kepada konsumen pada Expo bertema Kreatifood. Sebagai upaya menambah pengetahuan untuk meningkatkan usaha dengan mentoring.
”Sedangkan, untuk 10 terpilih dari 50 startup kuliner yang mengikuti demoday FSI 2019 dapat mengakses pembiayaan non perbankan dengan pitching di hadapan investor,” ujar Hanifah. (mil)