PADANG, METRO – Ketua Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Kepulauan Mentawai mengaku kecewa dengan KONI Mentawai. Pasalnya, dana olahraga untuk cabor tinju tersebut kosong di tahun 2019, sementara agenda pertandingan banyak.
Ketua Pertina Kepulauan Mentawai, Indra Jhon Veri mengatakan, iven agenda di tinju pada tahun 2019 sudah ada, atlet dipersiapkan untuk memperkuat sudah mulai dilaksanakan, tetapi pemerintah Kepulauan Mentawai tidak ada memperhatikan lagi.
Indra menjelaskan, sejumlah atlet telah mengikuti Pra Porprov pertama pada Oktober 2017. Pertina membawa enam atlet, meraih tiga medali perunggu, dan tiga atlet lolos di Pra Porprov kedua, semua menggunakan dana pribadi.
”Untuk Pra Porprov kedua yang dilaksanakan di Bukittinggi pada Mei 2018, kami membawa delapan atlet, meraih satu emas dan satu perunggu, meloloskan dua orang lolos di Pra Porprov. Semua juga menggunakan dana pribadi,” jelas Indra Jhon Veri, kepada POSMETRO.
Dana yang tidak ada, menyebabkan pada Porprov di Kabupaten Padangpariaman, November lalu, kontingen Mentawai tidak mengikutinya dengan alasan dana tidak mencukupi. Padahal sejumlah cabor sudah mengikuti pertandingan.
”Kita tidak mengikuti Porprov di Padangpariaman dengan alasan dana KONI Rp1 miliar, namun dinilai tidak cukup untuk mendanai 21 cabang olahraga. Awalnya, sempat dilakukan pengundian masing-masing cabor berprestasi, namun tidak semua yang setuju,” katanya.
Indra juga mengatakan, akhirnya dana tersebut digunakan untuk pembinaan prestasi atlet. Tetapi dari 21 cabang olahraga yang ada, tim tinju hanya mendapatkan sebagian kecil, yakni sebesar Rp7 juta dana pembinaan.
”Sangat tidak adil, kita kecewa dengan KONI Mentawai karena tidak ada konfirmasi bersama ketua pengcab atas keputusan pembagian dana pembinaan ke Pertina. Padahal Pertina sudah cukup banyak menorehkan prestasi untuk Mentawai,” terangnya.
Dikatakan Indra, sebagian atlet aktif di Pertina Mentawai memperkuat daerah lain pada Porprov 2018. Atlet yang aktif dan pernah meraih prestasi di Mentawai pada 2014 sampai 2018, adalah Muhamad Ikbal Indra, Carmelia Saluluni, Elia Novika, Abil Gegana Indra, Gunawan Indra, Muhamad Aidil, Arif Putra, Kheyndira, Flavegi Monesha Herman, yang merupakan atelt pribumi Mentawai.
”Tim tinju Mentawai mempuyai atlet yang lolos seleksi Pra PON di Kepulauan Riau 2015, atlet tersebut adalah Yudi Candra, Elia Novika, Evi Sasnita, Mayulis Sikumbang. Tiga atlet, Yudi Candra, Evi Sasnita dan Mayulis terpilih mengikuti PON di Jawa Barat 2016. Mereka sukses menyumbangkan satu emas, satu perak dan tujuh perunggu,” pungkas Indra.
Dihubungi terpisah, Ketua KONI Kepulauan Mentawai Fernando Sabajou menjelaskan, pada Porprov 2018 di Padangpariaman, kontingen Kepulauan Mentawai tidak mengikuti Porprov tersebut. KONI hanya mempunyai dana Rp1 miliar pada tahun 2018. Dana itu tidak cukup untuk membiayai seluruh atlet.
”Ada 25 cabor yang sudah dipersiapkan pengcab, dengan 300 atlet dan sudah termasuk official serta. Untuk semua itu, kita butuh anggaran Rp3 miliar, tapi yang ada hanya Rp1 miliar. Tentu tidak cukup,” jelasnya.
Fernando menjelaskan, jika dipilih cabang olahraga yang berprestasi untuk mengikuti Porprov, maka tindakan itu tidak adil. ”Pembagian Rp1 miliar itu, terbagi atas 60% kepada pembinaan prestasi olahraga, ada 25 cabang olahraga, 40% untuk kegiatan koni dan kesekretariatnya, namun tidak semua bisa dicairkan,” jelasnya.
Dijelaskan, ada 12 cabang olahraga terdaftar untuk Pra Porprov. KONI sudah memberikan dana sesuai kebutuhan cabang olahraga. Cabang olahraga mengikuti Pra Porprov adalah tinju, sepeda, menembak, taekwondo, silat, judo, gulat, catur, gabsi, atletik, tenis meja, karate.
”Untuk diketahui, tidak semua kegiatan pengcab bisa ditanggung KONI, anggaran terbatas. Aengcab ajukan proposal, KONI hanya melihat kebutuhan yang wajib ditanggung dari proposal tersebut,” pungkasnya. (e)