“Kami tekankan mari berkomitmen untuk menurunkan stunting di tahun 2024 pada angka 14?. Hal ini membutuhkan upaya dan sinergitas multi sektor baik tingkat kabupaten, kecamatan, RT dan RW dan OPD bisa berkoordinasi untuk merencanakan program cepat dalam tumbuh kembang anak terutama gizi protein bagi anak stunting,” tutupnya.
Kepala bidang Kesmas Dinas Kesehatan, Vivi Leswary pada kesempatan tersebut sampaikan jika dalam mengetahui Pemutakhiran, Evalusi dan Validasi Data aksi Serentak Penurunan Stunting merupakan suatu proses kondisi terkini di lapangan maupun pengecekan kasus stunting yang merupakan output dari e-PPGBM (elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan.
“Dan kemudian di mutakhirkan sesuai kondisi terkini sehingga didapatkan data sasaran yang valid dan akurat yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan penajaman sasaran maupun intervensi program dalam rangka penurunan keluarga berisiko stunting maupun kasus stunting,” ungkap Vivi.
Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Verifikasi dan Validasi data aksi serentak penurunan Stunting tersebut berlangsung untuk membahas tentang proses penginputan data kerluarga berisiko Stunting yaitu melalui web Verval. Dalam monev tersebut juga dibahas tentang apa penyebab sehingga terjadinya keluarga berisiko Stunting.
Vivi ungkapkan jika keluarga yang berisiko Stunting meliputi ibu hamil, baduta (Bayi Bawah Dua Tahun) dan balita (Bawah Lima Tahun).
“Ada enam dasar untuk menyatakan bahwa suatu keluarga itu dikatakan berisiko Stunting antara lain, terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, terlalu banyak, keluarga yang tidak mempunyai sumber air minum yang layak dan keluarga yang tidak mempunyai jamban yang layak,” tukasnya.
Setelah dibuka Pj. Ketua TP-PKK Kota Payakumbuh, kegiatan monev tersebut berlanjut dengan seluruh peserta membahas langkah dan aksi untuk dapat dilakukan intervensi Stunting di kota Payakumbuh. (uus)
