Enam langkah strategis tersebut yakni, pertama, melakukan koonferensi pers terkait info kebencanaan dan langkah-langkah pemulihan pariwisata.
Kedua, Dinas Pariwisata Sumbar beserta asosiasi industri pariwisata segera menyusun travel pattern sementara “Berwisata Aman dan Nyaman di Sumbar” dalam bentuk pola perjalanan wisata yang memuat destinasi yang tidak terdampak bencana.
Ketiga, Dinas Pariwisata segera melakukan promosi ke pasar potensial seperti Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Riau (Kepri) Malaysia dan lainnya melalui baliho, videotron, media sosial media cetak dan elektronik.
Keempat, asosiasi industri pariwisata diimbau menyiapkan paket paket menarik untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Sumbar. Kelima, Dinas Perhubungan Provinsi Sumbar diminta melakukan pengawasan terhadap kelaikan bus pariwisata dan sopir dalam upaya mengtisipasi terjadinya kecelakaan.
Keenam, perlu dilakukan rapat koordinasi dengan pemerintah kabupaten kota se-Sumbar dalam upaya mengantisipasi penurunan kunjungan wisatawan ke Sumbar.
Nasirman Chan, Perwakilan dari Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) mengungkapkan, bencana yang terjadi di Sumbar tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan dari mancanegara. “Seperti wisatawan dari Malaysia. Penumpang penerbangan menggunakan maskapai Citilink tetap penuh dari Malaysia. Tidak ada penundaan,” terangnya.
Namun, diakuinya khusus wisatawan nusantara dari Riau, Sumatera Utara (Sumut), Bengkulu dan Jakarta banyak yang dicancel (batalkan) ke Padang. “Untuk mengatasi kondisi ini perlu dibangun image positif terhadap pariwisata Sumbar. Penurunan kunjungan terjadi. Tidak hanya transportasi, juga okupansi hotel dan rumah makan,” ungkapnya.(fan)
















