Mahyeldi menambahkan, selain lahan BBI yang dijadikan tempat relokasi. Di Kabupaten Agam juga disediakan lahan untuk relokasi korban di Manggopoh. “Ada sekian puluh KK juga direlokasi di Manggopoh. Termasuk juga ada yang relokasi mandiri. Untuk relokasi yang akan membangun nanti Kementerian PUPR,” terangnya.
Khusus di kawasan BBI di Rambatan, luas lahannya lebih dari 20 hektar. Sementara lahan yang digunakan untuk relokasi 58 KK korban bencana sebanyak 3,8 hektar punya sumber air yang lancar. Di kawasan ini ada lahan sawah dan ladang. Potensi ini perlu dimaksimalkan dengan melibatkan kaum milenial untuk mengelola lahan pertanian ini.
Pemprov Sumbar akan mendukung dengan mekanisasi dan bantuan bibit dan pupuk, sehingga kawasan ini dapat dijadikan percontohan bagi masyarakat.
“Di sini selain ada lahan untuk padi dan jagung. Juga ada kolam ikan. Dengan relokasi, maka juga akan ada rumah warga nantinya. Bahkan yang mereka tinggal di sini nanti juga bisa ditugaskan mengelola sisa lahan BBI untuk menyiapkan benih. Sehingga kawasan BBI bisa dimaksimalkan, sehingga kita punya stok persedian benih jagung. Karena kebutuhan jagung sangat tinggi,” ungkapnya.
“Dengan hasil tinjauan ini, jadi kita mencari relokasi untuk korban bencana yang didapat justru tambang jagung. Kita minta dinas terkait untuk segea mendata lahan yang kita punya dan peta masing-masing,” tegasnya.
Terkait kapan korban bencana akan direlokasi, Mahyeldi mengatakan butuh proses lebih lanjut. Karena semuanya butuh perencanaan. Karena yang dibangun tidak hanya rumah tetapi juga fasilitas lainnya. “Ada rumah ibadahnya, fasilitas umum (fasum) lainnya. Termasuk juga harus ditata,” terangnya.(fan)
