“Penyebab rincinya belum ada, dari 300 tower itu yang kami inspeksi, ada yang memang dekat dengan pohon, ada jumperan putus, tetapi untuk memastikan penyebab utamanya itu yang sedang kami dalami, namun objek yang rusak itu kami ganti, perangkat yang pecah kami ganti sekalian, pohon yang dekat dengan jaringan kami potong, apa karena pohon (penyebab) itu belum pasti,” katanya.
Eric mengatakan, seluruh provnsi di Pulau Sumatera yang berjumlah 10 daerah ikut terdampak pemadaman listrik, termasuk Bangka Belitung (Babel) ataupun Kepulauan Riau (Kepri). “Karena mayoritas masih menggunakan transmisi listrik dari Sumatera,” tuturnya.
Hindari Kerugian Sosial-Ekonomi Masyarakat
Sementara itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengingatkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat (Sumbar) untuk mengantisipasi pemadaman total listrik atau “blackout”.
“PLN harus berkomitmen agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” kata Ketua Harian YLKI Tulus Abadi.
Hal tersebut disampaikan Tulus Abadi menanggapi pemadaman total aliran listrik terhadap 600 ribu lebih pelanggan PLN yang tersebar di Ranah Minang sejak Selasa (4/6) siang.
Tulus mengatakan pemadaman total tersebut akan menimbulkan atau memicu kerugian sosial dan ekonomi terhadap masyarakat yang cukup signifikan khususnya di sektor bisnis dan industri.
Selain itu, Tulus Abadi juga menyampaikan catatan lain agar pihak manajemen PLN segera menemukan penyebabnya terjadinya pemadaman listrik, termasuk mengumumkannya secara terbuka kepada publik.
Kemudian, ke depannya, PLN juga harus mampu melakukan upaya-upaya mitigasi dampak terhadap pemadaman aliran listrik. Terakhir, PLN harus memberikan memberikan kompensasi sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait dengan tingkat mutu pelayanan yang dimandatkan oleh pemerintah. (rom)




















