DHARMASRAYA, METRO – Warga Koto Besar dikejutkan dengan penemuan warga yang gantung diri di dalam pondok yang terletak di dalam kebun karet Ragusa, Kecamatan Koto Besar, Kabupaten Dharmasraya, Selasa (26/2) sekira pukul 06.30 WIB. Penyadap karet yang ditemukan tewas tergantung itu menjadi perbincangan warga.
Kapolres Dharmasraya AKBP Imran Amir melalui Kapolsek Sungai Rumbai Kompol Eriyanto mengatakan, korban bernama Vero Vikra Marfani alias Vero, umur 23 tahun. Ditemukan oleh ibunya Eka Yuliana Putri (48) di dalam pondok dalam posisi tergantung dengan kain sarung.
”Mendapat informasi adanya warga yang gantung diri, kami bersama anggota menuju ke tempat kejadian untuk melakukan penyelidikan. Setelah kami sampai di lokasi, kami bersama warga mengevakuasi korban dari dalam pondok kebun karet tersebut dan dibawa ke Pukesmas terdekat,” kata Kapolsek.
Kejadian berawal pada Selasa (26/2) sekira pukul 06.30 WIB, bertempat di pondok kebun karet Ragusa. Korban yang selama ini beraktivitas sebagai penyadap karet ditemukan seorang warga (saksi) sudah dalam keadaan tergantung dalam pondok.
”Apa motif dan penyebabnya korban gantung diri saat ini dalam pemeriksaan dan penyidikan. Dan setelah dibawa ke Puskesmas, kemudian mayat korban diserahkan kepada keluarga untuk dikebumikan,” ucap Kapolsek.
Ditemukannya Vero dalam keadaan tergantung menggunakan kain sarung ternyata menjadi buah bibir tersendiri bagi masyarakat sekitar. Kenapa tidak, korban yang dikenal cukup ramah dan pandai bergaul di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Namun, pemuda elok itu nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menggantungkan diri di pondok kebun karetnya.
Salah seorang saksi, Bayu (38) yang kebetulan lewat ketika evakuasi berlangsung mengatakan bahwa cerita yang didapatkan dari tetangga korban menuturkan, beberapa hari ini kalau ketemu baik-baik saja.
”Saya kebetulan lewat dan singgah, dari cerita masyarakat disana, katanya beberapa hari ini masih ketemu dengan korban. Tidak terlihat seperti ada masalah, malah pemuda tersebut dikenal ramah dan baik orangnya,” cerita Bayu (g)