Selanjutnya, masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
Seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.
Terakhir, Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Tanahdatar, dan Kabupaten Agam, agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi.
Gunung Marapi ya sudah mengalami erupsi besar sejak Desember 2023 silam. Saat itu, 24 orang pendaki yang sedang berada di puncak terjebak dan meninggal dunia. Usai kejadian, aktivitas Marapi tak berhenti dan mengeluarkan banjir lahar dingin.
Terbaru, banjir lahar dingin memicu munculnya banjir bandang pada 12 Mei 2024 lalu. Tercatat, 62 orang meninggal dunia dan hingga Kamis (30/5) ini 10 lainnya masih dalam pencarian. (pry)












