“Pemerintah butuh kolaborasi lintas sektor seperti pihak kampus, jajaran Polsek, jajaran Danramil dan seluruh unsur masyarakat, hari ini kami Pemerintah Kota Padang bersama unsur terkait akan turun ke rumah-rumah warga yang ada balita untuk melihat kondisi balita tersebut apakah stunting atau tidak,” ungkapnya.
“Kami sudah memiliki data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Padang, Dinas Kesehatan, dan puskesmas terkait balita yang stunting ada sebanyak 613 anak di Kecamatan Koto Tangah,” tambahnya.
Menurut Fizlan, tidak hanya itu, penyebab stunting juga dipengaruhi karena keluarga yang minim dengan pengetahuan makanan bergizi. Ini disebabkan rendahnya kunjungan ke posyandu atau puskesmas.
“Kita menggandeng Universitas Perintis Indonesia dengan salah satu program studi ilmu gizi, diharapkan dapat menekan angka stunting,” katanya.
Sementara itu Rektor Universitas Perintis Indonesia Yendrizal Jafri menyampaikan, program yang diluncurkan merupakan University Sosial Responsibility (USR).
“Universitas Perintis Indonesia siap membantu dan terbuka dalam penanganan penurunan angka stunting di Kecamatan Koto Tangah,” katanya. (brm)
















