“Bupati dan Gubernur harus segera menyiapkan lahannya jika memang diperlukan relokasi, karena barang untuk pembangunan dari pemerintah pusat itu sudah siap,” kata Jokowi menekankan.
Rombongan kunjungan Jokowi tiba di Simpang Bukik Batabuah pada pukul 10.17 WIB setelah melakukan perjalanan darat dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menuju Kabupaten Agam via jalur alternatif Malalak.
Turut serta mendampingi Jokowi, Ibu Negara Iriana Joko Widodo; Menko PMK RI, Muhadjir Effendy; Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto; hingga Kepala Basarnas Marsma TNI Kusworo.
Selain itu, kunjungan Jokowi juga turut didampingi Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah; Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Moch Hasan Hasibuan; Sekretaris Militer Presiden, Mayjen TNI Rudy Saladin; Komandan Paspampres Mayjen TNI Achiruddin, Plt Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Setpres RI, M. Yusuf Permana; Bupati Agam Andri Warman, Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono, serta jajaran Forkopimda Sumbar dan pejabat kementerian terkait lainnya.
Dalam kunjungan kali ini, Jokowi mendengar secara utuh paparan kondisi penanganan bencana banjir dan lahar dingin dari Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, serta mendengar usulan permohonan untuk pemulihan infrastruktur serta upaya antisipasi bencana banjir lahar dingin dan longsor di masa yang akan datang dari Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah.
Ada pun lima poin permohonan yang disampaikan Mahyeldi kepada Presiden RI tersebut antara lain, Pertama, pembangunan Sabo Dam di Gunung Marapi untuk mengantisipasi banjir lahar dingin, sebagaimana sistem serupa sukses diterapkan di Gunung Merapi Jogjakarta yang memiliki 250 uni Sabo Dam dan Gunung Agung Bali yang memiliki 90 unit Sabo Dam.
Kedua, Mahyeldi memohonkan rekonstruksi infrastruktur yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, dengan menggunakan anggaran dari pemerintah pusat. Ketiga, Pembangunan Flyover Lembah Anai untuk menggantikan fungsi jalan nasional yang putus total akibat banjir.
Keempat, percepatan pembangunan Jalur Tol Padang-Pekanbaru seksi Padang-Sicincin-Bukittinggi-Limapuluh Kota, yang akan sangat bermanfaat sebagai jalur alternatif utama saat bencana dalam skala besar kembali terjadi.
Ada pun permohonan yang kelima ialah percepatan pembangunan fisik Fly Over Sitinjau Lauik, untuk menggantikan fungsi jalan nasional Sitinjau Lauik yang sangat curam, rawan kecelakaan, dan rawan longsor. (AD.ADPSB)
