Pada kesempatan FGD di hadapan 80 rektor dan ratusan mahasiswa dari UNP dan perguruan tinggi lainnya di Indonesia itu, Mentan RI Andi Amran Sulaiman memotivasi mahasiswa yang hadir melalui cerita pengalaman hidupnya dari orang susah hingga menjadi sukses saat ini.
Andi Amran Sulaiman juga mengajak seluruh rektor agar berkolaborasi melanjutkan program Merdeka Belajar. Bahkan, jika seandainya kalau tidak ada kementerian yang mendukung program ini, Kementerian Pertanian siap mempelopori.
Menurutnya, pangan sangat penting dan strategis bagi kelangsungan bangsa dan negara. Bahkan, Presiden RI pertama, Bung Karno dalam pidatonya saat groundbreaking Perguruan Tinggi Institute Pertanian Bogor (IPB) menegaskan, mati dan hidupnya bangsa tergantung dari pangan. Pentingnya pangan menurut Andi Amram Sulaiman berdasarkan pengalaman saat krisis kesehatan pada waktu pandemi Covid-19.
“Ada krisis kesehatan Covid-19, namun mengatasinya cukup pakai masker saja selesai. Tapi, jika krisis pangan terjadi, maka mempengaruhi situasi politik dan terjadinya konflik sosial. Bagi kelangsungan pemerintahan, kondisi ini sangat berbahaya,” terangnya.
Andi Amran Sulaiman juga mengungkapkan, saat ini terjadi krisis pangan di dunia. Ada negara yang penduduknya kelaparan, jumlahnya sampai 50 negara. Kondisi ini terjadi karena ada pemanasan global. Untuk menghadapi tantangan ini harus disiapkan dari sekarang.
“Ancaman pangan masuk ke Indonesia dengan adanya Elnino, sehingga Indonesia akan mengalami kekeringan bahkan sampai Juli. Produksi pangan kita mengalami penurunan sampai 4 juta ton. Kita lakukan percepatan, optimalisasi lahan dan siapkan bibi unggul untuk mengatasi kondisi ini,” terangnya.
Indonesia, menurutnya harus jadi lumbung pangan dunia. Karena itu sudah disiapkan dari sekarang. “Dengan jumlah penduduk capai 270 juta kita saat ini sudah impor. Kita impor, negara lain tutup ekspor. Ini yang harus diantisipasi,” ungkapnya.
Kondisi sekarang, menurutnya, Indonesia mengalami defisit anggaran. Alokasi pupuk dikurangi 50 persen, mesin pertanian benih dan irigasi tidak diperbaiki. “Saya sudah keliling 15 provinsi, ada kebijakan yang dibutuhkan di sektor pertanian. Pupuk harus ditambah 100 persen,” tegasnya.
Jika dahulu alokasi pupuk mencapai 9,8 juta ton, bisa berdampak Indonesia swasembada beras sebanyak tiga kali berturut-turut. Saat ini menurutnya, semua kebijakan harus dikembalikan seperti kebijakan dulu. “Kondisi sekarang alokasi pupuk mengalami penurun 4 juta ton. Saya sudah minta dan disetujui Presiden untuk memenuhi kebutuhan pupuk. Kita dapatkan tambahan anggaran Rp33 triliun dan sudah disetujui,” ungkapnya.
Andi Amran Sulaiman juga mengingatkan pentingnya triple helix antara akademisi, pemerintah dan industri untuk berkolaborasi ke depan untuk mewujudkan Indonesia lumbung pangan dunia. Andi Amran Sulaiman menyampaikan, pihaknya saat ini ingin mewujudkan transformasi pertanian tradisional menjadi modern.(fan)


















