Pada menit ke-43, wasit mengganjar kartu kuning untuk ofisial Timnas U-23 Indonesia, yang tampaknya itu adalah Manajer Timnas, Endri Erawan. Sepertinya karena ia dinilai protes terlalu keras.
Guinea nyaris mencetak gol kedua di menit 54. Pemain Guinea melepas tendangan ke gawang ketika Ernando sedang keluar dari gawangnya, tetapi Alfeandra Dewangga (pemain pengganti) berhasil melakukan sapuan sebelum bola masuk gawang Timnas U-23.
Timnas U-23 kembali mendapat peluang di menit 60. Memanfaatkan umpan tendangan bebas, Dewangga menyundul bola, bola hanya melebar sedikit dari gawang Guinea.
Meski begitu, Timnas U-23 tetap lebih mengutamakan permainan umpan datar. Pasukan Shin Tae-yong menjadi lebih dominan terhadap penguasaan bola di babak kedua.
Di menit 72, wasit kembali menunjuk titik putih usai menilai Dewangga telah menekel jatuh pemain Guinea di kotak penalti. Sepintas, tekel Dewangga tampak bersih, tetapi karena tidak ada VAR, wasit tetap bersikukuh dengan keputusannya.
Hal ini memicu protes keras dari Shin Tae-yong. Wasit awalnya memberi Shin kartu kuning, lalu Shin tetap marah dan diganjar kartu kuning kedua berujung kartu merah.
Eksekusi penalti baru dilakukan di menit 78. Algassime Bah yag menjadi eksekutor gagal mencetak gol usai sepakannya ditepis Ernando Ari.
Timnas U-23 terus berjuang keras hingga akhir. Namun, gol yang dicari tidak kunjung hadir. Skor 0-1 bertahan sampai bubar. (*)
