PADANG, METRO – Maraknya fitnah yang muncul melalui informasi hoax dan ujaran kebencian di media sosial (medsos), jelang pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) serentak 2019, sangat merusak nilai-nilai persatuan anak bangsa. Untuk mencegahnya, mahasiswa sebagai generasi muda, harus lebih cerdas dalam menerima informasi.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Dewan perwakilan Daerah (DPD) RI, Oesman Sapta Odang (OSO), saat tampil sebagai pembicara pada kegiatan Dialog Nasional, Sabtu (23/2), di Universitas Negeri Padang (UNP). Dialog nasional mengusung tema “Pemilu 2019 yang Damai, Aman Tertib dan Badunsanak, juga dihadiri Anggota DPD RI, Emma Yohanna, Leonardy Harmainy yang menjadi narasumber.
Selain itu, juga hadir Anggota DPD lainnya, Herman Darnil Ibrahim, Rektor UNP, Prof DR Ganefri, Mantan Panglima Tentara Laut Diraja Malaysia, Laksamana Tan Sri Ahmad Kamarulzaman Bin Haji Ahmad Badaruddin, Ketua DPW Gebu Minang Sumbar, H Boy Lestari Dt Palindih.
Dialog Nasional juga dihadiri Ketua dan Pengurus PW Muhammadiyah Provinsi Sumbar, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Sumbar, Ketua dan Pengurus DPW Tarbiyah-Perti Sumbar, Civitas Akademika UNP dan ribuan mahasiswa UNP dan perguruan tinggi lainnya di Sumbar.
OSO pada kesempatan itu, meminta peran serta mahasiswa di Sumbar, agar memantau setiap tahapan pemilu yang dilaksanakan KPU Sumbar. Tujuannya, agar dapat berjalan dengan aman.
“Sebentar lagi, 53 hari jelang dilaksanakan pemilu. Pemilu 2019 ini pertama kali pilpres dan pileg dilaksanakan serentak. Karena itu, mahasiswa yang hadir di ruangan ini, mari kita jaga keamanan dan ketertiban. Hanya dengan kebersamaanlah, Indonesia yang besar ini bisa kita jaga,” ajak OSO yang disambut riuh oleh mahasiswa UNP yang hadir.
Diakui OSO, karena pelaksanaan pilpres dan pileg serentak tahun ini, terjadi situasi dan kondisi yang tidak pernah ada pada pelaksanaan pemilu sebelumnya. Di mana informasi hoax yang mengandung fitnah beredar di kehidupan masyarakat. “Untuk mengatasinya kita harus memegang teguh nilai-nilai Pancasila dan mencari kebenaran, dari setiap informasi yang kita terima. Mahasiswa harus ikut andil menyukseskan pemilu tahun ini,” harap OSO.
OSO mengingatkan kembali seluruh mahasiswa dan peserta dialog nasional yang hadir, bahwa pada Burung Garuda yang menjadi lambang negara, terdapat Bhineka Tunggal Ika, ada lambang Pancasila. OSO sekali lagi menegaskan, lambang inilah yang mempersatukan umat beragama, ras, adat dan suku yang berbeda di Indonesia. Lambang ini juga yang membuat Bangsa Indonesia dihargai oleh bangsa bangsa lain di dunia.
Berpedoman kepada Pancasila, maka rakyat Indonesia dalam perbuatan, lebih berprikemanusiaan demi terwujudnya persatuan dan kesatuan. Dengan Pancasila, dilaksanakanlah pesta demokrasi demi terwujudnya keadilan sosial bagi rakyat Indonesia.
OSO menegaskan pemilu serentak tahun ini, harus dilaksanakan secara langsung umum bebas rahasia (luber). Penyelenggaraan pemilu oleh KPU di Sumbar harus memegang prinsip-prinsip demokrasi ini. Jika KPU tidak profesional, akan menimbulkan masalah di tengah masyarakat. KPU harus memastikan logistik pemilu harus sesuai kebutuhan. Begitu juga Bawaslu, harus terus memahami dan mengawasi, agar tahapan pemilu yang dilaksanakan KPU, harus sesuai dengan regulasinya.
OSO juga mengajak peserta pemilu, agar berkampanye harus mencerdaskan. Jangan menyebar permusuhan. Apalagi menyebar hoax. Mahasiswa harus berperan menggunakan hak pilihnya, untuk memilih pemimpin yang baik dan amanah.
“Dosen dan mahasiswa, juga harus semangat memantau pemilu agar demokrasi kita semakin bermutu. Masyarakat agar menggunakan hak pilihnya sebaik-baiknya. Suara yang dipilih di bilik suara, menentukan lima tahun perjalanan bangsa ini,” tegasnya.
OSO mengajak seluruh peserta dialog nasional, agar berbuat lebih baik untuk bangsa dan negara. Jangan terpengaruh karena informasi hoax yang disebarkan oleh orang yang tidak benar, yang merebut kekuasaan. Jangan terpengaruh memilih pemimpin karena uang.
“Ada orang politik yang di sini, ngomong lain, di sana ngomong lain untuk kepentingan politiknya. Jangan pilih itu,” imbaunya.
Rektor UNP, Prof DR Ganefri, P.Hd mengatakan, kondisi masyarakat Sumbar memprihatinkan jelang pemilu serentak 2019 ini. Banyak isu di medsos yang berpotensi memecah belah. Kondisi ini berpotensi negara NKRI ini terjadinya benturan antar masyarakat.
Perkembangan tekhnologi informasi, melalui Industri 4.0, membuat manusia tergantung tekhnologi. Di Negara Jepang, saat ini diluncurkan Society 4.0, karena ketergantungan mereka dengan mesin sangat mengkuatirkan. Akibat ketergantungan tersebut, bahkan di negara itu, tahun 2025, sudah diprediksi manusia kawin dengan robot.
Kemajuan tekhnologi informasi merubah perilaku manusia. Di medsos, beredar isu yang tidak jelas jelang pemilu. Belajar dari negara lain di Timur Tengah terjadi perpecahan akibat pemilu. Perpecahan disebabkan karena tidak puas dengan proses pemilu yang dilaksanakan. Karena itu, mahasiswa harus cerdas menyaring informasi yang diterima dan beredar di medsos. “Fitnah-fitnah yang bertebaran, harus dicari kebenaran,” tegasnya.
Anggota DPD RI, Leonardy Harmainy mengatakan, tekhnologi informasi menjadi kebutuhan saat ini. Terutama bagi mahasiswa. Karena itu, mahasiswa harus menjadi agen perubahan dan pencerahan. Leonardy mengajak mahasiswa, agar sekecil apapun informasi yang diterima, secara adat dan agama, harus dicari kebenarannya. Harus tabayyun.
Leonardy juga menyampaikan, pendidikan di Minang harus berpedoman pada kultur budaya Minang yang mengandung simbol universal.
“Mudahan di kampus melahirkan generasi pintar dan cerdas,” harapnya.
Anggota DPD RI, Emma Yohanna mengajak seluruh mahasiswa di Sumbar, agar peduli terhadap kondisi bangsa dan negara saat ini.
“Apapun permasalahan yang dihadapi bangsa dan negara saat ini, membutuhkan kepedulian kita bersama, untuk dapat berperan aktif,” ujarnya.
Ketua DPW Gebu Minang Sumbar, H Boy Lestari Dt Palindih mengatakan, dialog nasional ini terlaksana, untuk menjawab kondisi masyarakat yang semakin memprihatinkan akibat maraknya fitnah, hoax dan ujaran kebencian, jelang pemilu 2019 ini. Melalui dialog nasional ini, diharapkan dapat memberikan jawaban solusi terhadap permasalahan di tengah masyarakat. (fan/adv)















