Prabowo mengucapkan terima kasih atas kunjuÂngan Tim ke Indonesia. Dia pun melempar tawaran kepada Tim untuk meluangkan waktu dengan makan malam bersama di lain kesempatan. “Itu (ajakan makan malam, Red) akan sangat menyenangkan. Terima kasih,” respons Tim.
Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, masuknya investasi dari perusahaan teknologi besar global menjadi salah satu tujuan Indonesia untuk bisa dipercaya sebagai negara tujuan investasi untuk produk high tech. “Jadi sangat wajar Indonesia mengejar investasi langsung dari Apple, Microsoft, dan Nvidia untuk menarik investor lainnya guna masuk ke Indonesia. Istilahnya adalah ’’penglaris’’ jualan investasi di dalam negeri,” ujar Huda.
Namun, lanjut Huda, PR-nya tidak sedikit untuk membujuk perusahaan high tech membuka lini produksinya di dalam negeri. Ada faktor kesiapan teknologi dan inovasi, SDM, hingga regulasi yang bisa menjadi faktor penentu investasi. “Jika faktor-faktor tersebut kurang, investor medium-high tech tidak akan melirik Indonesia. Contohnya saja dukungan terhadap inovasi yang menjadi penting bagi perusahaan tersebut. Mulai dari dukungan fiskal hingga HAKI. Itu akan menentukan keputusan investasi perusahaan teknologi,” tegasnya.
Dalam kacamata peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, kedatangan CEO Apple untuk mendorong agar SDM Indonesia di bidang teknologi bisa lebih baik di tengah digitalisasi di banyak sektor. “Karena instansi di negara kita hanya mendirikan pusat pendidikan dan pelatihan. Seperti di Batam, Tangerang, Surabaya, dan Apple rencananya di Bali,” ungkapnya kepada Jawa Pos tadi malam.
Artinya, Apple bukan akan melakukan investasi besar-besaran. Hanya sumbangsih dalam mendorong agar SDM Indonesia berkembang. Jadi bukan investasi seperti membangun pabrik dan industri di Vietnam. Untuk coverage regional, Tauhid menyatakan, Vietnam secara cost produksi Apple lebih dari cukup.
Terpisah, Executive Director ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, jika Apple masuk ke Indonesia, hal tersebut akan menjadi sesuatu yang sangat positif. Selain itu, Apple yang mempertimbangkan membaÂngun pabrik di Indonesia juga menjadi hal yang penting ketika bicara equal playing field dengan brand ponsel lainnya. “Ini juga akan menggerakkan ekonomi digital Indonesia, membuka lapangan kerja dan peningkatan ekonomi,” tegasnya.
Sementara itu, dilansir dari Radar Bali, Provinsi Bali menyambut baik kabar rencana pembangunan Apple Developer Academy di Bali. Itu akan menjadi Apple Developer Academy yang keempat setelah TaÂngerang, Surabaya, dan Batam. “Kami senang kalau itu dibuka di Bali. Kan bagus untuk peningkatan SDM Bali,” kata Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya. (jpc)
