Terpisah, Kapolresta Bukittinggi, Kombes Pol Yessi Kurniati menyebut bahwa saat banjir lahar melanda area pemukiman, beberapa warga yang sedang melintas di lokasi sempat terseret arus. Beruntung, pengendara yang terseret banjir lahar dingin itu berhasil diselamatkan dan diantarkan pulang.
“Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan Kalaksa BPBD Kabupaten Agam untuk mendapatkan bantuan alat berat agar dapat mengubah alur lahar dingin ini sehingga melewati jalur sungai,” tambahnya.
Menanggapi luapan lahar dingin, Kapolresta Bukittinggi menyebutkan bahwa dari tinjauan awal, luapan tersebut disebabkan oleh aliran sungai yang mengalami pendangkalan. Sungai ini terblokir sehingga lahar dingin merembes ke pemukiman penduduk.
“Untuk itu, kami mengimbau agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan, mengingat kemungkinan kondisi serupa dapat terulang. Kami mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di sekitar jalur lahar dingin ini agar selalu waspada. Jika diperlukan, kami menyarankan untuk segera mengungsi,” tuturnya.
Saat ini, kondisi luapan lahar dingin telah terpantau surut. Kendati demikian, beberapa aset dan kendaraan milik warga terlihat mengalami kerusakan. Belum dilaporkan adanya korban jiwa dalam musibah ini. Namun hingga saat ini, stakeholder terkait masih melakukan pendataan terkain dampak musibah ini.
Camat Canduang, Syahrul Hamidi mengatakan, diduga, kejadian ini terkait dengan aktifitas vulkanik Gunung Marapi yang menyebabkan aliran lahar membawa material lumpur. “Banjir lahar dingin masih terjadi di Bukit Batabuah. Kami terus memantau situasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),” ungkap Syahrul Hamidi.
Syahrul mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekira pukul 15.45 WIB. Banjir lahar dingin tampak menyapu jalan di sejumlah titik di antaranya, Bukit Batabuah dan Lasi.
“Kami sedang mengamati dampaknya, terutama terhadap jalan Bukit Batabuah-Lasi,” tambahnya.
Sementara, Wali Nagari Sungai Pua, Ade F Dt Sinaro Intan, mengungkapkan bahwa air dan lumpur juga mencapai wilayahnya, khususnya di Kapalo Koto. Masyarakat setempat berusaha menangani banjir yang merendam jalan, meskipun rumah-rumah tidak terkena dampaknya, kecuali pos ronda yang roboh.
“Belum pasti apakah ini akibat aktivitas Gunung Marapi atau bukan, karena hujan deras di hulu sangat mempengaruhi. Yang jelas, untuk saat ini kami sedang fokus untuk penanganan dampak banjir,” tutupnya. (*/pry/ant)
