PADANG, METRO–Selama bulan puasa, banyak orang merasa bahwa tubuh mereka lebih panas dari biasanya. Faktanya, ada beberapa alasan ilmiah di balik sensasi panas ini yang bisa dijelaskan. Dilansir dari Healtline, Senin (25/3), berikut penjelasan ilmiahnya.
- Peningkatan Kadar Gula Darah
Saat berpuasa, tubuh mengalami perubahan dalam metabolisme dan penggunaan energi. Ketika Anda tidak makan atau minum selama berjam-jam, kadar gula darah Anda cenderung menurun.
Hal ini memicu tubuh untuk menggunakan cadangan glukosa dalam bentuk glikogen yang disimpan di hati dan otot. Proses pembakaran glikogen ini menghasilkan panas sebagai produk sampingan, yang dapat menyebabkan sensasi panas di dalam tubuh.
- Dehidrasi
Selama puasa, dehidrasi menjadi risiko yang lebih besar karena kurangnya asupan cairan. Ketika tubuh kehilangan cairan lebih dari yang diperoleh melalui makanan dan minuman, dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
Dehidrasi juga dapat menyebabkan penurunan volume darah, yang mempersulit tubuh untuk mengatur suhu tubuh dengan baik.
- Penurunan Kadar Garam dan Mineral
Selama berpuasa, Anda juga dapat kehilangan garam dan mineral penting seperti natrium, kalium, dan magnesium melalui keringat dan urine. Kekurangan mineral ini dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh, yang berperan penting dalam mengatur suhu tubuh.
Ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan tubuh terasa lebih panas dari biasanya.
- Peningkatan Keringat
Ketika tubuh Anda mengalami peningkatan suhu, respons alami tubuh adalah dengan mengeluarkan keringat untuk membantu mendinginkan tubuh.
Selama puasa, terutama di musim panas atau saat berada di lingkungan yang panas, Anda mungkin mengalami peningkatan produksi keringat. Meski proses ini membantu mendinginkan tubuh, namun keringat yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan sensasi panas dan ketidaknyamanan.
Solusi untuk Kenyamanan Selama Puasa
