SUDIRMAN, METRO – Pemprov Sumbar bersama Pemko Padang berencana menanam sebanyak 4.000 pohon pelindung di pinggir Pantai Padang pada tahun ini. Penanaman pohon ini menindaklanjuti usulan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo. Dengan alasan penanaman pohon di kawasan ini akan kuat untuk penyangga jika terjadi tsunami.
Perihal rencana tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Rumainur. Kata dia, hal ini merupakan arahan Presiden Jokowi dan Kepala BNPB, Doni Monardo saat berkunjung ke Sumbar. Sebab, salah satu programnya adalah penanaman pohon cemara, dan pohon-pohon lainnya.
“Itu betul, kalau rencana detailnya saya belum tahu. Cuma diupayakan dalam tahun ini. Kalau seandainya masuk APBD-Perubahan berarti rencana (penanaman pohon pelindung) ini triwulan akhir,” ungkap Rumainur, Kamis (21/2) saat dihubungi.
Selain sebagai penghalang tsunami, Rumainur menyebutkan, tujuan dilakukannya penanaman ini juga untuk penghijauan. Karena, semakin banyak pohon yang ditanam sehingga akan menampilkan kesan keindahan, dan udara lebih dingin.
“Dari beberapa kejadian tsunami yang banyak pohon di pinggir itu rata-rata membuat arus air tidak terlalu deras, dan mampu ditahan. Jadi kebetulan Kepala BNPB yang baru diarahkan (untuk tanam pohon) karena dia hobi melihat sesuatu peristiwa dari pencegahannya,” sebut Rumainur.
Tak hanya di pinggir pantai, sambung Rumainur, penanaman pohon ini juga dilakukan di daerah tangkapan air (catchment area) seperti, hulu sungai. Jika area tangkapan air itu hijau maka bencana banjir bandang bisa kurangi. Sebab, tanaman pelindung ini bisa menyerap air dan menahan lumpur yang terbawa air.
“Rencana di hulu sungai juga ditanami pohon pelindung. Dengan penanaman ini kawasan sungai akan kembali hijau, akar pohon ini juga dapat menahan banjir bandang dengan kuat,” ujar Rumainur.
Pembibitan Ketapang
Pendapat senada juga diungkapkan, Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi Usama Putra. Saat ini, Dinas Kehutanan tengah melakukan pembibitan kayu Ketapang untuk ditanam di pinggir pesisir pantai Sumbar. Pohon Ketapang sebagai upaya untuk penghalang jika terjadi bencana tsunami.
Yozarwardi menyebutkan, pembibitan Ketapang menindaklanjuti instruksi kepala BNPB, Gubernur Sumbar dan Wakil Gubernur untuk melakukan penanaman pohon pelindung di daerah pesisir pantai di Sumbar. Hal ini sebagai upaya mitigasi kebencanaan sesuai dengan tufoksi kontektual Dinas Kehutanan dalam mitigasi.
“Ribuan bibit telah kami siapkan, insya Allah pertengahan tahun sudah bisa di tanam di pinggir pantai untuk pohon penyangga,” ujar mantan kadis Kehutanan Kabupaten Pasaman ini.
Yozarwardi menjelaskan, di usia 5 bulan pohon yang sekaligus sebagai pohon pelindung itu sudah bisa ditanam di pinggir pantai dan tanaman tersebut cocok untuk kondisi pinggir pantai. Penanaman nantinya dilakukan bersama-sama dengan kelompok pecinta alam atau kabupaten dan kota di Sumbar.
“Ada tujuh daerah pesisir pantai yang bisa dijadikan tempat penanaman Ketapang yakni Mentawai, Pesisir Selatan, Kota Padang, Pariaman, Padangpariaman, Agam dan Pasaman Barat,” terang Yozarwardi.
Sebelumnya, saat menggelar Rakor Mitigasi dan Penanganan Bencana Gempa dan Tsunami, Rabu (6/2), Kepala BNPB, Doni Monardo meminta, daerah menanam pohon pelindung di pinggir pantai sebagai pohon penyangga. Salah satu meminimalisir kerusakan dan korban dengan cara vegetasi atau menanam tumbuh-tumbuhan di sekitar pantai.
“Pengalaman dari beberapa tsunami, beberapa tanaman bisa menjadi penyangga terjangan tsunami, seperti Tanjung Lesung, di Pantai Mutiara Carita kebanyakan yang parah karena tidak memiliki pohon pelindung,” ujarnya saat itu. (mil)