Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Payakumbuh Edvidel Arda mengungkapkan kegiatan ini merupakan bentuk implementasi dari anjuran Kemendagri dan Bappanas tentang pengendalian inflasi di daerah. “Pj Wali Kota mewajibkan setiap OPD di Payakumbuh untuk menciptakan 3 inovasi. Salah satu inovasi kami dari Dinas Ketapang adalah Jagoan, yaitu Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan yang kami wujudkan dalam bentuk Gerakan Pangan Murah hari ini,” paparnya.
Dijelaskan Edvidel, Gerakan Pangan Murah ini memiliki 2 kategori, Pertama kategori komoditi yang disubsidi seperti telur, bawang putih, bawang merah, gula, minyak, dan beras dengan harga di bawah harga pasar.
Ia mengatakan untuk beras lokal dibandrol dengan harga Rp.145.000/10kg, untuk telur Rp.43.000/lapiak dengan harga normal di pasaran Rp.50.000, untuk minyak Rp.14.000/L.
Selanjutnya, untuk bawang putih dibandrol dengan harga Rp.36.000/Kg dengan harga normal di pasaran Rp.40.000/kg, untuk bawang merah Rp.34.000/kg dengan harga normal di pasaran Rp.38.000/kg, untuk gula Rp. 15.000/kg dengan harga normal di pasaran Rp.18.000/kg.
Kategori kedua yaitu non subsidi dengan komoditi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang dijual dengan harga pedagang atau harga distributor. “Karena kegiatan ini khusus untuk warga Payakumbuh, jadi masyarakat yang datang wajib menunjukkan KTP Payakumbuh sebelum membeli dengan persyaratan 1 komoditi untuk 1 orang pembeli. Selain itu, Gerakan Pangan Murah ini juga tidak berlaku untuk ASN, TNI, dan Polri,” jelasnya lagi. “Alhamdulillah, antusiasme masyarakat untuk datang ke pasar murah sangat tinggi yang dapat kita lihat pada ramainya antrian pagi ini. Artinya masyarakat semangat untuk mendapatkan komoditi berkualitas bagus dengan harga yang sangat terjangkau,” pungkasnya. (uus)
