Petra juga mengungkapkan keunikan lain geologi di Kota Sawahlunto. Di mana di kota ini tidak hanya menceritakan proses kebumian tentang batu yang berada di laut saja, tapi juga mengangkat tentang objek wisata bebatuan yang berasal dari air tawar. Seperti adanya batu fosil ikan gurami di Desa Tumpuk Tangah Kecamatan Talawi. “Geopark Nasional Sawahlunto mempunyai 22 geosite dan beberapa geosite jenis bebatuan yang sama,” terangnya. Petra menambahkan Geosite Batu Runcing tidak hanya menjadi objek wisata, tetapi juga menjadi tempat edukasi mahasiswa. Saat ini pihaknya juga menghadirkan sejumlah jurnal dan juga peta geowisata yang dibuat oleh LP2M UNP dan Dinas Pariwisata Kota Sahwlunto. “Kita juga sudah miliki peta jalur penelitian, peta jalur geo wisata,” terangnya.
Sawahlunto tidak hanya terkenal dengan objek wisata batu gamping ini saja. Sawahlunto menurutnya, merupakan jendela dari cekungan Ombilin. Di mana semua keberagaman geologi berada di dalam cekungan Ombilin yang ada di Sawahlunto.
Kepala Bidang Pemasaran dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto, Meldi Hidayah Martha mengatakan, setelah dibuka dua bulan lalu, pihaknya kini akan lebih giat lagi memasarkan objek wisata Batu Runcing ini, agar semakin banyak dikunjungi wisatawan. ”Wisatawan yang berkunjung saat ini, sejak dibuka Februari 2024 sudah mencapai 4 ribuan dalam jangka dua bulan. Antusiasme wisatawan yang berkunjung tidak hanya dari beberapa daerah tidak di Sumbar saja, tetapi juga sudah banyak datang dari Bandung, Jakarta dan lainnya,” ungkapnya. (fan)
















