Sekedar diketahui, di perkampungan adat Nagari Sijunjung memiliki 76 rumah gadang. Usianya sudah ratusan tahun. Sebanyak 40 di antaranya dialihfungsikan menjadi homestay. “Untuk para wisatawan yang datang dan menginap di rumah gadang ini akan merasakan langsung sendi-sendi sosial kehidupan masyarakat setempat, termasuk adat istiadatnya,” katanya.
Dijelaskannya, setiap rumah gadang Perkampungan Adat Nagari Sijunjung memiliki satu alat tenun tradisional, setiap harinya para perempuan di rumah gadang menjalankan aktivitas memproduksi kain sonket dengan cara tradisional.
Perkampungan Adat Nagari Sijunjung ini dapat menjadi salah satu pilihan bahi wisatawan untuk menikmati liburan menelusuri nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau.
Bagi yang ingin mengetahui dan belajar nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau, tidak akan puas dalam sehari kunjungan. Bagi pengunjung yang ingin menginap dan dapat merasakan langsung tinggal di dalam rumah gadang berusia ratusan tahun tersebut, untuk tarif per malamnya Rp300 ribu. Rumah gadang tersebut bisa diisi lima orang. Mayoritas wisatawan yang datang ke Perkampungan Adat Nagari Sijunjung adalah pelajar dari kalangan mahasiswa hingga peneliti budaya internasional,” kata Candra.
Candra juga mengungkapkan, dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pelayanan wisatawan yang datang Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, masyarakat di Perkampungan Adat dibina oleh salah satu Bank Swasta di Indonesia.
Sekadar siketahui, Wisata Perkampungan Adat Nagari Sijunjung berhasil lolos dalam 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2023. Pada kompetensi itu Secara geografis kampung adat ini terletak diantara dua sungai yakni Batang Sukam dan Batang Kulampi. Perkampungan ini terhampar sekumpulan Rumah Gadang (Rumah Adat Suku Minangkabau) sebanyak 76 buah sebagai simbol kaum (clan) berbasis matrilineal yang masih berfungsi dan dibangun serta tertata rapi dalam satu kawasan.(fan)




















