Perguruan tinggi ke depan juga akan mempunyai fungsi management dan kepegawaian dosen, management profesi dan karir dosen, management pengelolaan kinerja mencapai visi dan misi dan tujuan dosen. Tujuannya supaya tidak ada satupun dosen yang berkinerja baik tapi beda arah dengan perguruan tinggi. “Organisasi yang baik manakala anggotanya baik. Kalau ada 100 dosen berkinerja baik, harus dipastikan kinerja organisasinya baik. Kalau ada 100 dosen berkinerja baik tapi organisasinya tidak baik, pasti ada dosen yang tidak sejalan dan tidak mendukung kinerja universitas,” tegasnya.
“Para pimpinan universitas atau perguruan tinggi akan menilai dosen dari dua aspek. Satu kinerja akademik Tri Dharma. Kedua, kinerja non akademik. Dua-duanya harus diakomodasi perguruan tinggi. Yang tahu persis tentunya kepala prodi, dosen-dosen,” tambahnya.
Rektor UNP, Prof Ganefri, PH.d mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir UNP melakukan rekuitmen dosen baru. Bahkan sudah lebih 600 dosen baru diangkat baik melalui CPNS maupun Dosen Tetap Non PNS. Sekitar 80 persen dosen di UNP jenjang pendidikannya masih S2. Ini jadi tantangan bagi UNP ke depan. “Rasio Dosen S3 dari total dosen saat ini, hanya 31 persen. Dari sekarang harus ada perencanaan peningkatan kualifikasi jenjang pendidikan dosen. Kalau tidak dilakukan, UNP akan tertinggal,” terangnya.
Karena itu, Ganefri mendorong seluruh Dekan UNP untuk programkan dosen-dosennya ikut pendidikan S3 melalui jalur beasiswa apapun. “Para dosen ini harus diberi kesempatan untuk didorong. Jangan ada pimpinan yang menghambat. Karena pengembangan perguruan tinggi ada pada SDM-nya. Salah satu indikatornya pendidikan, di samping kualifikasi jabatan akademiknya,” tegasnya.
Diakui Ganefri, saat ini ada perubahan signifikan terhadap kualifikasi jenjang pendidikan dosen. Meski belum pasti, karena regulasi belum selesai di Kemendikbudristek, tapi arah perubahannya sudah ada.
“Jika dosen-dosen yang selama ini pengusulan guru besarnya ada yang “tergantung”, hal ini ke depannya bagaimana? Karir dosen penting. Orang kalau tidak ada jenjang karir yang jelas, maka semangat kerjanya berkurang,” terangnya.
Ganefri juga menambahkan, jenjang karir dosen tertinggi itu menjadi guru besar. Karir dosen tergantung prestasi. Di samping pengembangan peningkatan jenjang kualifikasi akademik dosen, tapi jenjang karir dosen sangat penting. “Jadi kalau ingin berkarir jadi dosen, sejak diangkat harus memikirkan kapan S3 dan kapan jadi guru besar. Kalau jenjang akademik tercapai maka karir dosen akan mengalir,” tegasnya.
Ganefri juga menambahkan, salah satu tugas dosen adalah mengembangkan ilmu pengetahuan. Karena itu Ganefri mengingatkan, semua dosen di UNP harus punya proposal kegiatan riset. Bahkan, UNP telah menyediakan pendanaan cukup besar untuk kegiatan riset ini.
“Karena itu, UNP akan mengecek mana dosen yang produktif mana yang banyak bicara saja. Kalau tidak ada karya ilmiah tidak ada tanggungjawabnya mengembangkan perguruan tinggi, maka tidak cocok berkarir di perguruan tinggi. Laksanakan tugas pokok Tri Dharma perguruan tinggi. Semua dosen wajib melaksanakan,” tegasnya. (fan)
