“Kalau bagaimana kaitannya dengan kasus di Sumbar, saya belum bisa saya jelaskan. Karena Propam masih melakukan proses pemeriksaan. Namun, dari hasil pemeriksaan terhadap AN, ia pernah mengalami kekerasan seksual saat masih kecil,” katanya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropis dan Infeksi RSUP M. Djamil Padang, dr Armen Ahmad, mengatakan, fenomena LGBT ada dua hal yang perlu digarisbawahi. Pertama, mencegah perilaku LGBT nya dan kedua mencegah penularan penyakit LGBT itu sendiri.
Mencegah perilaku LGBT perlu sejak dini. Anak usia 7 tahun keatas harus sudah dipisah tidur dari orangtuanya, pisah tidur dengan saudaranya yang berbeda jenis kelamin dan pisah tidur dengan saudaranya yang sama jenis kelamin.
“Pencegahan perlu dilakukan sedini mungkin, hingga tahap nanti seseorang menikah. Sehingga tes HIV sebelum menikah itu penting, termasuk saat di dunia kerja memastikan pekerja tidak terlibat perilaku LGBT maupun terkena HIV,” kata Armen.
Armen mengatakan, penularan penyakit LGBT ini sangat masif. Seluruh sektor sudah ada yang terjangkit penyakit ini. Mulai dari pemerintahan, pendidikan, TNI dan Polri. Dengan sudah banyaknya merebak penyakit ini ke seluruh sektor, seharusnya pimpinan di setiap institusi musti gencar mencegah ataupun memutus rantai penularan penyakit LGBT.
“Saya meminta seluruh pimpinan baik itu di pemerintahan, pendidikan, TNI dan Polri, jangan sampai tutup mata dengan persoalan ini. Sebab, perilaku LGBT ini bisa merugikan orang banyak dan muaranya nanti ke HIV. Jangan sampai lingkungan kita terpapar penyakit ini yang mengakibatkan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya,” ujar Armen.
Dijelaskan, perilaku LGBT khusus Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Indonesia sudah ditemukan di setiap profesi. Biasanya di profesi tersebut apabila jabatannya tinggi, mereka semakin tertutup.
Apabila pimpinan dan bawahannya yang terlibat LSL ini, biasanya mereka bisa “pegang kartu”. “Kalau sudah ketahuan sebagai oknum, harus dipastikan, ada kemauan untuk berubah.ý Pimpinannya harus tegas. Kalau mau statusnya aman, beritahu siapa saja anggota komunitasnya. Biasanya mereka yang posisinya sudah ketahuan, mau mengungkap, karena mereka ada grupnya sendiri di sosial media (sosmed). Ada tempat biasa ketemunya dimana dan jam berapa,” jelasnya.
Armen menyayangkan banya pelaku LGBT yang masih kurang kesadarannya untuk berubah. “Mereka ketika sakit berhenti, tapi sebagian besar mereka tidak peduli sampai merasakan sendiri akibatnya. HIV bukan penyakit main-main, malah menular. Kalau sudah kena tidak akan bisa disembuhkan, akan menjadi penderita seumur hidup,” katanya.(*)
















