Di samping kompetensi, pemerintah juga menaruh perhatian penuh pada kesejahteraan para guru ini. Untuk itu rencananya pemerintah akan kembali mengkaji mengenai honorarium pengajar tahfidz ini ke depannya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPRD Solok Selatan Zigo Rolanda mengatakan keberadaan rumah tahfidz ini menjadi elemen penting dalam pembangunan. Pasalnya, tak hanya mendidik generasi penghafal Al-quran saja, namun juga generasi yang menjalankan kehidupan sesuai dengan syariat islam. “Rumah tahfidz ini harus menjadi program yang menarik bagi anak-anak. Pemerintah juga berusaha terus untuk memberikan ruang bagi anak-anak ini,” ungkapnya.
Zigo menekankan bahwa pendidikan karakter melalui rumah tahfidz ini ke depannya akan menentukan masa depan bangsa. Sehingga tak hanya dengan pendidikan formal, namun juga dibekali dengan ilmu agama.
Adapun pembinaan ini dilakukan kepada seluruh guru tahfidz se-Solok Selatan secara bergiliran. Pada gelombang pertama ini untuk guru yang berasal dari rumah tahfidz di Kecamatan Sangir dan Kecamatan Pauh Duo dengan jumlah 77 orang.
Setiap gelombang pembinaan ini akan dilaksanakan selama dua hari berturut-turut. Pembinaan ini dilakukan dengan menghadirkan naraasumber sesuai dengan bidangnya, yakni bidang hafidz quran, tafsir, fiqih, dan juga bahasa Arab. (ped/rel)
