Sementara. Koordinaor Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Sumbar, Rudi mengatakan, salah satu yang mempengaruhi pertanian adalah iklim. Dengan dilaksankaannya SLI bisa diterapkan sehingga sektor pertanian semakin maju dan berkembang serta hasilnya optimal.
“Melalui kolaborasi ini, kami bisa mengedukasi masyarakat terkait pentingnya iklim dalam sektor pertanian. Semakin meningkatnya pemahaman masyarakat tentang iklim, perkonomian petani meningkat dan kesejahteraan petami terwujud,” kata Rudi.
Untuk itu, diregaskan Rudi, pihaknya siap mendukung kegiatan yang berkaitan diseminasi atau literasi iklim ke masyarakat dalam kegiatan pertanian. Selain itu, pihaknya megharapkan kegiatan ini akan terus berlanjut demi meningkatkan produktivitas pertanian.
“Kami akan terus mengedukasi masyarakat, karena iklim itu sangat bervariasi. Untuk SLI, diselenggarakan satu kali musim tanam. Kami mengedukasi pertani agar menerapkan budidaya padi dengan varietas yang disesuaikan dengan cuaca,” kata dia.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Padangpariaman, Yurisman Yakub mengatakan, jumlah petani yang mengikuti SLI berjumlah 35 orang. Mereka diberikan materi-materi sekaligus dipraktekkan pada lahan yang sudah disediakan.
“Di sini kita menggunakan varietas padi batang piaman. Karena memang antara lokasi satu dengan lokasi lainnya tidak bisa menggunakan varietas yang sama. Harus disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah dan iklim,” kata Yurisman.
Ditambahkan Yurisman, produksi beras di Kabupaten Padangpariaman mencapai 170 ribu ton per tahun, sedangkan konsumsi lokal hanya 97 ribu ton. Sehingga, Padangpariaman surplus beras yang diedarkan ke luar daerah.
“Beras di Padangpariaman sangat mencukupi. Namun dengan program BI bersama BMKG ini, tentunya produksi beras di sini akan terus mengalami peningkatan dan semakin surplus lagi,” tutupnya. (rgr)
