Oleh: Reviandi
PASANGAN calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD sepertinya sudah yakin tak akan bisa berbuat banyak di Sumatra Barat (Sumbar). Hal itu terbukti dengan banyak “hengkangnya” alat peraga super mereka dari Kabupaten dan Kota di Sumbar. Semua seperti serentan diturunkan, atau mungkin masa sewanya yang sudah lewat.
Bahkan, pasangan usungan PDIP dan PPP ini diperkirakan akan mendapatkan suara di bawah Jokowi-Jusuf Kalla 2014 dan Jokowi-Ma’ruf Amien 2019. Sejak survei masih sendiri, Ganjar tak pernah mendapatkan suara sampai 10 persen di Sumbar. Bahkan sering di angka 3-7 persen saja. Setelah Ganjar-Mahfud deklarasi pun tak berubah. Masih di angka 5-7 persen saja.
Jadi, yang akan bertarung nantinya di Sumbar ya pasti pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Keduanya memang masih terlihat saling berpacu memasang alat peraga kampanye (APK) dan beragam acara kampanye. Menunggu jadwal kampanye akbar mulai 21 Januari 2024.
Prabowo adalah ‘juara tanpa makhota’ di Sumbar. Karena memenangkan dua kali kontestasi Pilpres di Sumbar, tapi tak menang secara nasional. Sehingga banyak yang menyebut, Prabowo adalah “presidennya” Sumbar. Kemenangan telak dua kali dari Jokowi ini dianggap secara permanen akan tetap mendapat dukungan di Sumbar 2024.
Tapi kenyataannya berkata lain. Prabowo mendapatkan perlawanan keras dari Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta yang dideklarasikan sejak awal oleh Partai Nasdem sebagai bakal Capres. Anies memang Gubernur “Indonesia” versi orang Sumbar. Meski secara nasional Anies masih di posisi bawah, di Sumbar menjadi berbeda.
Sejak deklarasi akhir 2023, beberapa lembaga survei di Sumbar menyatakan Anies adalah pilihan utama warga Sumbar. Bahkan meninggalkan Prabowo yang 10 tahun merajai pilihan masyarakat di 19 Kabupaten dan Kota. Anies selalu dianggap bisa menang besar seperti Prabowo dua kali Pilpres. Bahkan sering didengung-dengungkan oleh pendukungnya bisa 80-an persen juga.
Tapi, setelah Prabowo mendeklarasikan diri pertengahan 2023 suasana berubah. Prabowo sudah kembali mendapatkan simpati rakyat. Beberapa alat peraganya juga sudah mulai naik kembali sebagai Capres, meski belum memiliki pasangan dan kepastian partai koalisi. Nama Prabowo kembali naik dan bayangan meraih kemenangan seperti sebelumnya kembali lagi.
Sejumlah lembaga survei pada Juli dan Agustus menempatkan kembali Prabowo unggul. Seperti Indikator Politik Indonesia yang menyebut, secara top of mind, Prabowo unggul 42,8% disusul Anies Baswedan 34,6% dan Ganjar Pranowo hanya 3.9%. Sedangkan yang tidak tahu dan belum menjawab hanya sekitar 17.5% saja.
Secara statistik, angka itu jauh berubah dari survei sebelumnya pada Januari 2023. Dimana saat itu, Anies Baswedan unggul dengan 37% berbanding 24,8% Prabowo Subianto. Sementara Ganjar Pranowo saat itu tidak jauh berbeda, 4.9%. Artinya, terjadi kenaikan signifikan sekitar 18% Prabowo dan terjadi penurunan signifikan Anies Baswedan sekitar 2,4%. Sementara Ganjar tidak berubah signifikan.
















