PADANG, METRO – PT Pertamina (Persero) telah menurunkan harga BBM Premium sebesar Rp100 per liter dari sebelumnya Rp6.550 per liter menjadi Rp6.450 per liter. Namun penurunan harga Premium hanya terjadi di Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). Sementara kesempatan penurunan harga BBM tersebut tidak dirasakan di Sumbar.
Merespon hal itu, Ketua Umum DPP Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA), Asnawi Bahar menilai, penurunan harga Premium di wilayah Jawa, Madura dan Bali sebesar Rp100 per liter masuk akal. Karena, adanya penurunan harga minyak dunia dan penguatan rupiah.
“Jika dari pandangan positifnya, penurunan harga BBM itu wajar karena memberikan manfaat untuk masyarakat. Kalau tanggapan negatifnya, ini pasti dikait-kaitkan dengan Pilpres,” kata Asnawi, Rabu (13/2) saat dihubungi.
Asnawi pun membantah bila Sumbar tak dihiraukan mengenai dengan pemangkasan harga BBM. Menurut dia, keputusan yang diambil pemerintah ini dipengaruhi oleh perbedaan besaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) di masing-masing daerah.
“Jawa dan Sumbar kan beda. Kenapa penurunan harga hanya dilakukan di Jawa, menurut saya karena pemerintah ingin penetapan BBM satu harga, karena ingin pemerataan saja, bukan berarti pemerintah tidak adil,” ujar Asnawi.
Adapun diketahui Pertamina melakukan penyesuaian harga BBM pada 10 Februari 2019 kemarin. Kebijakan penyesuaian harga menyusul tren menurunnya harga minyak mentah dunia dan penguatan rupiah terhadap dollar Amerika. Selain itu, Pertamina juga senantiasa memperhatikan daya beli masyarakat.
Kisaran penyesuaian harga yang dilakukan beberapa waktu lalu berbeda-beda di antaranya, Pertamax Turbo disesuaikan dari Rp12 ribu menjadi Rp11.200 per liter, Pertamax disesuaikan dari Rp10.200 menjadi Rp9.850 per liter, Dexlite disesuaikan dari Rp10.300 menjadi Rp10.200 per liter, Dex disesuaikan dari Rp11.750 menjadi Rp11.700 per liter, dan Pertalite tetap Rp7.650 per liter.
Sebelumnya, Kementerian ESDM menurunkan harga BBM jenis Premium sebesar Rp100 per liter untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) dari harga sebelumnya Rp6.550 per liter menjadi Rp6.450 per liter.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Djoko Siswanto, mengatakan penurunan dilakukan agar harga Premium merata di semua daerah yang ada di Indonesia. Adapun di luar Jamali harga Premium sudah dijual Rp 6.450 per liter.
“Untuk yang Premium, Pertamina menurunkan harganya menyesuaikan harga dengan harga di Jawa, Bali. Jadi, Pertamina turunkan juga untuk menyesuaikan dengan semua tempat,” kata Djoko.
Penurunan BBM Premium berlaku mulai hari ini, Minggu (10/2) pukul 00:00 WIB oleh PT Pertamina (Persero) yang menjadi satu-satunya badan usaha yang menjual Premium.
Selain menurunkan harga BBM Premium, Pertamina juga menurunkan beberapa harga BBM nonsubsidi mulai dari Pertamax hingga Dexlite. Untuk BBM nonsubsidi, harga diturunkan perusahaan untuk menyesuaikan harga minyak dunia yang mulai turun. (mil)


















