AGAM, METRO – Nasib tragis menimpa Rohana (75), warga Jorong Pauh Taruko, Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Rohana tewas setelah rumah yang dihuninya terbakar, Rabu (13/2) sekitar pukul 04.00 WIB.
Kepala Satpol PP dan Damkar Agam Dandi Pribadi menyebut, peristiwa tersebut diketahui setelah adanya laporan masyarakat pada Subuh buta itu. Dilaporkan ada rumah terbakar di Jorong Pauh Taruko, yang tak jauh dari PLTA Maninjau tersebut.
“Mendapatkan laporan, petugas piket pada malam itu langsung menuju lokasi kebakaran. Kami menurunkan tiga mobil damkar untuk memadamkan api. Sayang, informasinya terlambat kita dapat. Anggota yang datang tidak dapat berbuat banyak untuk menyelamatkan korban,” katanya.
Katanya, rumah berserta pemiliknya ikut terbakar dalam peristiwa tersebut. Kemudian anggota damkar hanya bisa memadamkan api yang sudah meratakan rumah korban tersebut dan melakukan evakuasi jenazah Rohana yang sudah hangus terpanggang.
“Apalagi, pada Subuh itu kondisi angin cukup kencang ditambah rumah ibu Rohana yang berukuran 4 × 6 M seluruhnya terbuat dari kayu semata. Maka api dengan leluasa untuk melahap seluruh bahagian rumah tersebut,” katanya.
Kasat Reskrim Polres Agam Iptu M Reza menuturkan, kebakaran menurut keterangan saksi Samsuri dan Karmi Suhemi, tetangga korban, melihat api sudah membesar dari arah kamar korban sekira pukul 03.00 WIB. Melihat hal tersebut saksi langsung keluar rumah sambil berteriak minta bantuan kepada masyarakat sekitar.
Maklum pada saat itu kondisi masyarakat sekitar sedang tidur nyenyak. Jadi tidak banyak masyarakat yang tahu, tentang peristiwa tersebut. Namun masyarakat sekitar yang mengetahui peristiwa tersebut langsung berusaha memadamkan api dengan alat seadanya.
“Karena api yang terus membesar ditambah rumah terbuat dari kayu akhirnya korban dan rumahnya tidak terselamatkan. Sehingga habis rata dengan tanah. Sedangkan korban ditemukan warga sudah meninggal dunia terpanggang di dalam kamarnya,” katanya.
Kata Kasat, dari hasil penyelidiakan sementara, Rohana tinggal sendirian di rumah itu. Untuk penerangan rumahnya memang masih tradisional, yakni dengan lampu petromaks dari minyak tanah.
“Kuat dugaan kita api itu berasal dari petromaks dari minyak tanah. Mungkin terjatuh atau bagaimana, sehingga membakar benda yang mudah terbakar dan langsung menjalar ke seluruh bahagian. Sehingga korban tidak bisa keluar dan terjebak oleh api yang sudah membesar,” katanya.
Kasat menambahkan, saat ini polisi masih mendalami kasus ini dan mengumpulkan saksi dan mengumpulkan alat bukti, sehingga tahu penyebab kebakaran ini. “Korban sudah kita serahkan kepada pihak keluarga. Untuk kerugian kita taksir mencampai puluhan juta. Sebab tidak banyak yang bisa diselamatkan. Sementara itu menurut informasi keluarga korban akan dimakamkan segera,” katanya. (pry)