“Implementasi dari PLTMH ini juga dapat menurunkan emisi sebesar 77 ton CO2e, atau setara dengan menanam 45 batang pohon, serta dapat menghasilkan efisiensi energi sebesar 361 Giga Joule, saving biaya konsumsi listrik PLN sebesar Rp98 juta, dan potensi penghematan carbon tax sebesar Rp2,3 juta,” ujarnya.
Menurut Magazine Best Practices Sektor Semen Proper Periode 2021-2022 dari KLHK, sebut Harri, PLTMH ini merupakan yang pertama kali diimplementasikan di Sektor Industri Semen. “Nah, industri semen itu adalah PT Semen Padang,” bebernya.
Harri pun menyampaikan latar belakang PLTMH ini dibangun. Kata dia, inovasi ini dibuat karena potensi air dari WP Bukit Atas menuju bak HPT parbrik Indarung IV & V mengalir sangat deras, dan sumber air tersebut sangat disayangkan jika tidak termanfaatkan untuk sumber energi. Apalagi, untuk kebutuhan PLTMH, timnya membutuhkan aliran air rata-rata 0,05 kubik per detik, atau 215 kubik per jam.
“Nah, melihat potensi itulah kami tim Power Rangers membuat PLTMH. Dan, PLTMH ini kami buat di dekat aliran air dari WP ke bak HPT yang ada lapangan golf. Selain PLTMH, sebelumnya kami juga membuat PLTA Pico Hydro berkapasitas 5 KW yang lokasinya juga berada di dekat PLTMH,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Harri juga membeberkan kenapa tim inovasinya diberi nama Power Rangers. Menurutnya, nama Power dipakai karena merupakan nama unit kerja dari tim inovasi Power Rangers, yaitu Biro Tenaga, dan nama Rangers adalah pasukan. “Kalau diartikan, Power Rangers ini adalah Pasukan Biro Tenaga,” katanya.
Tim inovasi Power Rangers ini, tambahnya, terdiri dari dirinya sebagai Ketua, dan Hayatul Muttaqim, Ruki Tri Julman, Irwandi, serta Rizky Dwi Ernaldi sebagai anggota. “Sedangkan untuk fasilitator tim, adalah Kepala Unit WHRPG & Utilitas PT Semen Padang, Bapak Erick Reza Alandri,” ujarnya. (ren/rel)
