“Pembersihan material longsor dilakukan Polisi, TNI dan Balai Jalan dengan menggunakan lima alat berat. Kami mengimbau kepada pengguna jalan Sumbar-Riau untuk selalu hati-hati saat melintas di jalan Sumbar-Riau tepatnya mulai dari daerah Ulu Aia sampai Pangkalan, mengingat rawan terjadi longsor dan banjir,” imbaunya.
Diketahui, akses jalan Sumbar-Riau ditutup selama 10 jam, karena petugas gabungan masih melakukan pembersihan material pascalongsor yang menyebabkan jalan Sumbar-Riau tidak bisa dilalui pada Selasa (26/12) lalu. Pengguna jalan Sumbar-Riau baik roda dua maupun empat dialihkan melalui jalan alternatif via Kiliran Jao, Kabupaten Sijunjung.
Tampak pelang petunjuk jalan dialihkan di Simpang Ngalau, Kota Payakumbuh, dari arah Kota Bukittinggi. Pengguna jalan terpaksa harus melewati jalan Halaban-Lintau-Sinjunjung-Kiliran Jao-Teluak Kuantan, Riau. Dan dari pantauan tampak kenderaan pribadi banyak melaju kearah jalan alternatif untuk menuju Riau.
Pada Kamis (28/12) pagi longsor susulan kembali terjadi di Pintu Angin Jalan Sumbar-Riau. Namun, petugas yang sudah siaga sejak awak dapat dengan cepat mengatasi material longsor dengan menggunakan alat berat. Pembersihan material longsor dapat dilakukan oleh petugas yang sudah berada di lokasi longsor.
Sebelumnya, Jalan Sumbar-Riau sempat putus total pada Selasa (26/12) akibat longsor di 30 titik mulai dari Ulu Aia sampai Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Di samping longsor juga banjir di Kecamatan Pangkalan yang hampir setinggi 1 meter menggenangi badan jalan hingga tidak bisa dilalui.
Bahkan, longsor yang terjadi memakan korban jiwa. Salah seorang warga Batusangkat, Kabupaten Tanah Datar, Danu, meninggal dunia saat dibawa material longsor. Ketika itu, dirinya hendak menyingkirkan material longsor, namun tiba-tiba longsor susulan kembali terjadi dengan skala besar dan dirinya ikut terseret. (uus)
