“Serangan-serangan seperti menyampaikan neo-orba, isu penegakan hukum bernilai 5 oleh Ganjar, isu dinasti, justru malah mengkibatkan turunnya pemilih yang kuas pada kinerja Jokowi berpindah ke lainnya,” jelas Hanggoro dalam siaran pers virtual di YouTube LSI Denny JA, Selasa (19/12).
Dalam survei itu, tercatat pada periode Juni-November 2023 bahwa rak/yat yang puas terhadap Jokowi terus menurun mendukung PDIP. Pada Juni sebanyak 34,6 persen publik yang puas terhadap Jokowi mendukung PDIP. Kemudian turun pada Agustus 2023 menjadi 28,8 persen. Pada November semakin turun menjadi 21,4 persen.
“Mulai bulan Juni, Agustus, hingga November 2023 mereka yang puas memilih yang menyatakan puas pada kinerja Jokowi itu secara konsisten turun dari PDIP,” kata Hanggoro.
Blunder kedua, ketika dua kader PDIP yaitu Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster menolak Piala Dunia U-20 karena kehadiran Israel. Sebesar 16,6 persen publik menyalahkan Ganjar. Kemudian 9,3% kepada PDIP, dan 5,7 persen menyalahkan I Wayan Koster. Ternyata, penolakan ini turut andil menggerus suara PDIP.
Blunder ketiga, ketika PDIP menjadikan presiden sebagai petugas partai yang tidak sesuai dengan kehendak masyarakat. “Mayoritas masyarakat yang kita tanyakan kurang setuju, 68,9% menyatakan kurang setuju atau tidak setuju sama sekali dengan sebutan Presiden RI sebagai petugas partai,” jelas Hanggoro.
Adapun survei LSI Denny JA ini dilakukan pada periode 20 November – 3 Desember 2023 dengan 1.200 responden. Metodologi survei yang digunakan melalui Multistage Random Sampling dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner. Adapun, Margin of Error kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan di 95 persen. (jpg)
