“Kerap terjadi perpecahan karena masalah bagi-bagi hasil. Saling tidak percaya antara kedua niniak mamak ini tadi,” ucap Amril.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Harif Amali Rivai, menilai perlunya pemahaman yang sama antara pemerintah, niniak mamak dan juga masyarakat tentang dampak positif masuknya investor ke Sumatra Barat.
Ia menilai sinergi dan gotong royong akan dapat mengurai persoalan sehingga investor tidak takut lagi menanamkan modalnya di Sumbar.
Ia menyarankan kepada pemerintah, sebelum membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan investor untuk memberikan HGU, terlebih dahulu menyelesaikan persoalan sosial di tengah-tengah masyarakat dengan melibatkan niniak mamak. Sehingga ketika investor mulai melakukan aktivitas eksploitasi Sumber Daya Alam, tidak ada lagi persoalan. “Kadang ongkos untuk menyelesaikan persoalan sosial itu sangat mahal dan proses yang panjang. Sehingga investor takut rugi,” ujar Harif. (rom)
