Menurutnya, sebelum menetapkan sebuah inovasi, pastikan sudah ada jawaban terhadap pertanyaan untuk apa dan siapa inovasi itu. Setiap inovasi harus jelas “sense of urgency” serta “value proposition” yang ingin dialokasikan kepada publik.
“Ada tren kelelahan dalam berinovasi. Ketika kita hampir sampai di titik jenuh, segeralah melompat ke arena baru agar muncul tantangan baru. Padang Panjang harus melompat lebih tinggi. Dalam pembangunan daerah, kita harus berani membuat target yang jauh lebih besar. Usahakan terus agar inovasi menjadi kebiasaan,” pesannya.
Sebelumnya, Kepala Bappeda, Rusdianto, S.IP, MM menyebutkan, kegiatan ini dilatarbelakangi dengan kondisi dua tahun ke belakang yang mengalami perlambatan dalam perkembangan inovasi di Padang Panjang. “Kita pernah meraih puncak di nasional, namun dua tahun belakangan agak terjadi perlambatan. Dengan forum ini kita mencoba memotivasi kembali agar semakin berinovasi. Pada 2024, 10 besar bisa kembali kita raih,” harapnya.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan penandatangan komitmen inovasi daerah serta pengumuman pemenang Anugerah Inovasi Daerah bagi Perangkat Daerah Terinovatif. Peringkat pertama diraih Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. Disusul Dinas Dukcapil (peringkat II), BPKD (peringkat III), Kecamatan Padang Panjang Barat (perangkat IV) dan Bappeda (peringkat V).(rmd)


















