Politisi senior Golkar lainnya ada di nomor urut 4, Weno Aulia Durin. Ini adalah kali kesekian Weno maju ke DPR RI dari Dapil Sumbar I. Sayang, peruntungan putra mantan Gubernur Sumbar Hasan Basri Durin ini belum kuat. Dia disebut kurang beruntung, karena tidak begitu serius turun ke bawah. Hanya fokus dengan serangan udara atau dengan tim-tim yang bergerak di bawah saja.
Tapi 2024 ini berbeda. Weno mulai terlihat berada di kalangan akar rumput. Menggandeng sejumlah Caleg, baik untuk tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Weno dulu sempat digadang-gadang menjadi Wali Kota Padangpanjang, meski namanya hilang begitu saja. Basisnya memang di Padangpanjang dan Tanahdatar, sebagai tempat asa-muasal keluarganya.
Politisi Golkar yang sudah bekerja secara nasional lainnya ada di nomor urut 5, atas nama Ferri Hendri Antoni. Selain politisi, dia merupakan Staf Khusus Menteri Perindustrian Bidang Hukum dan Pengawasan Kemenperin RI. Menteri Perindustrian adalah Agus Gumiwang yang merupakan politisi Partai Golkar. Mendapatkan mentor sekelas Agus Gumiwang, harusnya membuat Ferri Hendri lebih baik dalam menyusun strategi menjadi Caleg DPR RI.
Meski lama di rantau, Febri merupakan putra asli Solok. Orang Minang yang selama ini bekerja di Jakarta, baik itu LSM maupun di pemerintahan dan berpengalaman terkait dengan tugas DPR. Berdasarkan pengalaman itu mungkin dia cocok bekerja di DPR. Tapi, mendapatkan suara untuk meraihnya sangat berat. Seorang yang memiliki terobosan adalah asalannya maju pada Pemilu legislatif dengan biaya yang minim dan menang.
Nomor 6 diisi politisi perempuan yang juga seorang pengusaha nasional Hirni Sudarti. Selain politisi Golkar pusat, dia juga dikenal sebagai bendahara Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Hirni Sudarti. Organisasi yang membantu untuk mendongkrak kiprah perempuan Indonesia. Sehingga kedepannya posisi Indonesia bisa lebih unggul dibanding negara lain.
Lalu nomor urut 7 ada Alirman Sori, anggota DPD RI 2019-2024 yang masih menjabat hari ini. Karena tidak ada aturan yang mengharuskannya mundur, meski nyeberang dari DPD ke DPR. Alir adalah politisi senior Golkar yang pernah menjadi Ketua Golkar Pesisir Selatan (Pessel), sampai ketua DPRD Pessel dari Golkar. Jadi, menjadi Caleg Golkar adalah kepulangan baginya.
Dengan basis suara Pessel yang DPT-nya mencapai 380.622 pemilih, sebenarnya Alir tidak perlu keliling Dapil Sumbar I. Suara DPD-nya pun mayoritas dari Pessel sehingga membuatnya duduk dua kali di sana. Tapi untuk DPR, dia harus berbagi dengan Darizal Basir dari Demokrat yang sudah tiga periode di DPR dan Rudi Hariansyah, mantan wakil Bupati Pessel dari Partai Amanat Nasional (PAN). Kalau Pessel sepakat membagi tiga saja suaranya, niscaya ketiganya bisa lolos ke Senayan.
Nomor urut 8 ditempati Tedy Alfonso, seorang pengusaha nasional. Dia juga Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Sumbar masa bakti 2022-2027 yang baru terpilih di arena Musyawarah Daerah (Musda) ke VIII HIPPI yang diselenggarakan di Hotel Truntum, Kota Padang pada Sabtu (16/7/2023). Sebagai pengusaha yang juga berbasis akuntan, tentu Tedy mau maju untuk main-main.
Golkar 2024 memang tidak ingin lagi hanya mendapatkan kursi ‘sisa’ di Dapil Sumbar I. Formasi Caleg yang diusung cukup mumpuni untuk meraih suara ke DPR RI. Meski hampir dipastikan bisa meraih satu kursi, tentu mereka tak ingin main-main. Formasi ‘emas’ ini dirasakan bisa membuat Golkar lebih bertenaga dalam mendapatkan kursi mereka.
Pendiri Partai Golkar HM Soeharto pernah berujar, “Kalau kamu ingin menjadi pribadi yang maju, kamu harus pandai mengenal apa yang terjadi, pandai melihat, pandai mendengar, dan pandai menganalisis.” Mereka yang bertarung dari Golkar hari ini pasti sangat memahami filosofi mantan Presiden Indonesia ini. (Wartawan Utama)




















