LIMAPULUH KOTA, METRO– Dua orang induak-induak (ibu-ibu-red) asal Lhokseumawe, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) harus berurusan dengan jajaran Satnarkoba Polres Limapuluh Kota, Sumbar. Keduanya kedapatan membawa 20 kg ganja kering dari kampung halamannya. Tersangka Y (43) dan N (44) ini diamankan dari atas bus NPM jurusan Medan-Padang di Kelok Sembilan, Jorong Ulu Air, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Rabu (5/8) sekitar pukul 09.00 WIB.
Rencananya, ganja yang dibungkus dengan plastik bening dan diletakkan dalam empat tas kain tersebut akan diantarkan ke Solok. Baik Y dan N, keduanya masing-masing membawa 10 kg yang dipangku diatas tempat duduknya dari mulai naik mobil NPM di Kandis, Kecamatan Duri, Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau Selasa (4/8) tengah malam.
Y dan N menyebut dari Lhokseumawe, mereka sudah tiga kali pindah mobil. Terakhir, mereka berhenti di salah satu Rumah Makan di Kandis, kemudian naik mobil NPM jurusan Sumbar tujuan Padang via Bukittinggi. ”Kami rencananya mau turun di Bukittinggi karena kami akan mengantarkannya kepada pemesan di Solok,” jelas duo induak-induak itu di hadapan penyidik Polres Limapuluh Kota.
Di tangan duo kurir ganja tersebut, polisi menyita empat unit handphone berbagai merk yang diduga digunakan keduanya sebagai petunjuk jalan menghubungi pembeli di Solok. Tidak hanya itu, polisi juga mengamankan dua lembar uang Ringgit Malaysia senilai 30 ringgit. Kemudian uang pecahan ratusan senilai Rp3,5 juta dan uang pecahan Rp50 ribu senilai Rp400 ribu serta uang pecahan Rp5.000 dan Rp2.000 dengan total jumlah uang seluruhnya Rp3.950.000.
”Kami hanya mengantarkan saja, satu paket kami diupah Rp300 ribu. Kalau sudah sampai di tangan pembeli, uang sebagai upahnya baru kami terima,” jelasnya terlihat santai seakan tampak sudah profesional dan diduga kuat sudah pernah melakukan perbuatan yang sama.
Tetapi, Y dan N membantah kalau mereka juga sudah pernah melakukan perbuatan yang sama di tempat lain. “Baru pertama kali kami melakukan ini, kami tidak tahu dimana Solok, tetapi kami selalu ditelepon dan dipandu oleh pembeli,” jelasnya.












