Di sisi lain, dengan penanaman kaliandra juga sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat sekitar. Masyarakat yang menanam kaliandra ini, bukan hanya kayunya yang bisa dijual ke Semen Padang sebagai bahan bakar alternatif. Namun, bunganya untuk konsumsi madu galo-galo, daunnya sebagai pakan ternak, dan rantingnya untuk dijadikan wood pellet.
“Jadi, pengembangan tanaman kaliandra ini, Semen Padang telah ikut memberdayakan masyarakat. Karena masyarakat juga bisa ikut menanam kaliandra ini, dan bisa mengembangkan madu galo galo. Intinya, ada manfaat bagi perusahaan dan ada pula untuk pemberdayaan masyarakat,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, dengan adanya penggunaan kaliandra ini juga dapat berperan menekan emisi karbon. Karena sesuai dengan komitmen dunia bahwa Indonesia juga ikut berperan dalam mengurangi emisi karbon tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozawardi, mengapresiasi apa yang telah dilakukan PT Semen Padang, dengan mengganti bahan bakar fossil dengan bahan bakar terbarukan, yakni kaliandra merah.
“Pemerintah Provinsi Sumbar mendukung PT Semen Padang mencari energi terbarukan dari kaliandra. Bahan bakar fossil harus dikurangi. Kaliandra selain menghasilkan oksigen juga bisa menghasilkan energi terbarukan. Di beberapa daerah sudah dimulai, tapi untuk pabrik semen, baru dilakukan oleh PT Semen Padang. Apalagi, penggunaan energi baru terbarukan sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah dan nasional,” kata Yozawardi.
Sebagai bentuk dukungan, Pemprov telah melakukan kerja sama pembibitan 250 ribu batang kaliandra merah yang disemai di Balai Sertifikasi dan Pembenihan Tanaman Hutan Sumbar. Tidak hanya itu, untuk memasifkan tanaman kaliandra merah, pemerintah daerah memanfaatkan kawasan perhutanan sosial dan hutan kemasyarakatan sebagai lokasi utama penanaman.
Menurutnya, lima tahun yang ditargetkan oleh PT Semen Padang itu, nantinya bibit kaliandra akan ditanam di lahan Perhutanan Sosial, Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Nagari, pada ring satu perusahaan yakni di wilayah Kota Padang. Saat ini Dishut bersama Semen Padang melakukan identifikasi untuk lokasi penanaman kaliandra.
“Butuh 400 hektare untuk bisa menanam 20 juta bibit pohon kaliandra untuk lima tahun ke depan. Lima tahun lagi, Semen Padang sudah bisa menambha stok karbon dengan kaliandranya,” tegas Yozawardi.
Untuk diketahui selain sumber energi baru terbarukan, kaliandra merah juga memiliki fungsi atau manfaat lain di antaranya daun kaliandra sebagai pakan ternak karena mengandung protein yang tinggi.
Kemudian, akar kaliandra merah berfungsi sebagai penahan erosi terutama di daerah-daerah kritis. Selanjutnya, bunga tanaman itu bermanfaat sebagai makanan lebah (budi daya madu galo-galo). Terakhir ranting kaliandra merah dapat dikembangkan sebagai wood pellet dan berpotensi sebagai produk ekspor. (ren)




















