Ketua PGRI Payakumbuh Syafwan mengungkapkan PGRI sebagai organisasi profesi guru, pendidik, dan tenaga kependidikan telah tumbuh menjadi kekuatan moral intelektual dalam memperjuangkan peningkatan harkat martabat anggotanya.
Kini, PGRI harus lebih mengedepankan sikap inklusif, dialogis dengan memegang teguh etika, saling menghormati dalam spirit organisasi yang mandiri, unitaristik, dan non-partisan.
PGRI terus menjaga kemitraan yang strategis dan konstruktif dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dan menjadi wadah aspirasi para anggotanya dalam meningkatkan harkat martabat guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
“Dalam proses pendidikan, guru menjadi aktor utama dan penting yang memainkan peran strategis. Kedudukan terhormat yang dimiliki para pejabat di lembaga legislatif maupun eksekutif, tentu tidak terlepas dari peran dan jasa guru,” ujarnya.
Pascapandemi hikmah terpenting yang dapat dipetik adalah peran guru tidak akan pernah tergantikan teknologi. Guru merupakan profesi yang menjadi suluh terbaik agar anak bangsa dapat terus berjalan menuju arah yang mereka cita-citakan.
Ia mengatakan PGRI berada pada situasi dan zaman yang telah berubah. Pengurus dan anggota PGRI di semua tingkatan harus adaptif dalam merespon segala perubahan dengan saling belajar dan berbagi dengan sesama guru. “Di samping memperjuangkan kesejahteraan dan kepastian status guru, PGRI juga aktif melakukan berbagai kegiatan peningkatan kompetensi seperti bimtek, diklat, lokakarya, dan seminar, dapat menyasar jutaan guru di seluruh tanah air,” katanya. Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan penyerahan penghargaan Adiwitata Tahun 2023. Penghargaan Adiwiyata untuk tingkat nasional diberikan kepada SDN 31 Payakumbuh. Selanjutnya Adiwiyata tingkat Provinsi untuk SMPN 4 Payakumbuh, Adiwiyata Mandiri untuk SMPN 9 Payakumbuh, dan Adiwita tingkat Kota Payakumbuh untuk SDN 22 Payakumbuh dan SDN 07 Payakumbuh. (uus)




















