Para pedagang dan pengusaha rumah makan merasa kesulitan menghadapi kenaikan ini, terutama dalam menjaga kualitas makanan tanpa mengurangi jumlah cabai.
Pedagang menyatakan bahwa harga yang didapat langsung dari petani lebih menguntungkan dibandingkan membeli ke toko.
“Kenaikan harga cabai memengaruhi keuntungan, terutama karena kebutuhan harian mencapai tiga kilogram cabai, meskipun demikian untuk saat ini harga nasi belum disesuaikan demi menjaga pelanggan,” kata seorang pedagang nasi, Rita.
Situasi ini menciptakan tantangan bagi pengelola usaha rumah makan yang membutuhkan jumlah cabai yang signifikan setiap hari.
Sementara itu untuk bahan kebutuhan pokok lainnya seperti telur dan beras masih bertahan tanpa kenaikan. Telur ayam dijual Rp 45 ribu per papan, dan beras 10 kilogram dijual Rp 165 ribu. (pry)
