Tinggal dan kuliah di Mesir, perjuangan Aidil pun dimulai dari nol. Berasal dari SMA umum, yang hanya belajar agama sekitar 4 jam, pemuda yang memiliki hobi ‘membengkel’ ini giat belajar bahasa Arab.
“Pertama sampai di kampus, harus belajar bahasa dulu. Ikut kelas bahasa Arab dulu sampai kelas VII. Alhamdulillah, perlahan-lahan bisa memahami yang dipelajari di kampus. Dan, kalau untuk ‘muamalah’ harian itu menggunakan bahasa ‘amiyah’ namanya kalau di kita bahasa minang. Jadi seiring dengan itu, harus mempelajari bahasa resmi juga mempelajari ‘amiyah’ Mesir,” ceritanya.
Saat ini, pemuda yang memiliki cita-cita menjadi guru atau dosen ini, tinggal mengontrak di Kairo, dekat kampus Al Azhar atau di dekat Masjid Sayyidina Husain. Sebelumnya, dia tinggal bersama-sama mahasiswa asal Sumbar di Darb Dayyiq, namun aksesnya cukup jauh dari kampus dan lainnya.
“Sekarang, Aidil sama teman-teman menyewa rumah per bulan. Ada juga yang dari Indonesia, dan satu orang dari Malaysia,” ulasnya.
Aidil yang memiliki keinginan bisa membuka usaha bengkel karena hobinya mengutak atik motor ini, mengaku, untuk biaya hidup dan kuliah di Mesir, ia masih mengandalkan keuangan dari sang ibu. Untuk membantu meringankan biaya hidup, pemuda ini pun bekerja sambilan di Mesir.
Ya, selama kuliah, ia mencari pekerjaan sampingan. Ia bekerja di rumah makan. Hal ini terpaksa dilakukan agar tidak membebani orang tuanya dalam mencukupi kebutuhan selama kuliah.
Diceritakan Aidil, ia berharap bisa mendapat beasiswa nantinya, sehingga tak memberatkan ibu di kampung halaman.
“Aidil memiliki motivasi yang bisa membuat diri ini terus bertahan. Yakni, jangan pernah membandingkan diri dengan orang lain, karena ketika membandingkan diri dengan orang lain itu dapat merusak hidup. Kita pasti mempunyai potensi yang tidak dimiliki orang lain,” tutur Aidil.
Doa Dari Ibu
Banyak ibu yang rela berjuang demi kesuksesan buah hati mereka. Salah satu ibu hebat yang melakukan apapun demi buah hatinya, adalah Julismar. Ibu dari enam anak ini mengungkapkan bahwa dirinya berjuang penuh membiayai anak-anaknya untuk melanjutkan pendidikan, meski kebutuhan hidupnya jauh dari cukup.
“Anak-anak kami harus bersekolah tinggi-tinggi karena pendidikan investasi yang tidak ternilai harganya. Alhamdulillah, Aidil yang selalu juara waktu SMA, bisa mewujudkan mimpinya untuk kuliah di Mesir,” cerita Julismar.
Sebagai seorang ibu, ia mengaku cukup berat melepas putra bungsunya itu. Selama ini, putranya itu tak pernah jauh darinya. Namun, semua bimbang itu dipinggirkan dengan niat tulus melihat anak-anak bisa sukses pendidikannya.
“Empat orang kakak Aidil sudah lepas. Tinggal dua lagi, Aidil dan anak nomor 5 yang kini masih kuliah di tahun akhir Fakultas Hukum Unand,” sebutnya.
Julismar mengungkap bahwa jika sabar dan berdoa dan berusaha pasti ada jalannya yang diberikan Allah SWT. Itulah yang membuat hati tukang jahit ini tetap tegar menghadapi tantangan hidup yang ia alami.
Di saat anak-anaknya bersamaan meminta uang kuliah, di saat itulah puncak doa Julismar kerap saja ada jalan keluarnya.
“Doa ibu selalu ada untuk anak-anaknya. Insya Allah, ada Allah yang selalu membantu. Sekarang, saya hanya berdoa agar Aidil bisa sukses kuliahnya, pulang lagi ke tanah air dengan selamat. Salat tetap dijaga, baik kepada semua orang, karena kebaikan itu akan kembali kepada kita nanti,” imbuh Jalismar.
Semen Padang
Peduli Pendidikan
Aidil merupakan satu dari ribuan pelajar/mahasiswa yang mendapat bantuan dari Semen Padang Group. Seperti diketahui, Semen Padang Group selama ini telah menunjukkan perhatian yang tinggi terhadap kemajuan pendidikan anak-anak bangsa.
Perhatian itu diwujudkan melalui penyaluran beasiswa kepada ribuan pelajar dan atlet berprestasi dari SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi setiap tahunnya.
Pada tahun 2023 misalnya, Semen Padang dan UPZ Baznas Semen Padang mengalokasikan sebesar Rp 2,6 miliar kepada sebanyak 2.863 pelajar dan atlet berprestasi dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.
PT Semen Padang pada 2023 juga menyalurkan beasiswa kepada 60 orang pelajar berprestasi yang berada di sekitar Packing Plant PT Semen Padang di Kota Dumai, Provinsi Riau.
Beasiswa ini merupakan adalah salah satu program unggulan perusahaan dan juga sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan. Dengan bantuan ini membuktikan bahwa PT Semen Padang bukan hanya sekadar memproduksi semen, namun juga berkomitmen memajukan dunia pendidikan.
Melalui Yayasan Igasar Semen Padang, perusahaan semen pertama di Asia Tenggara itu juga mengalokasikan anggaran untuk pembiayaan pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA/SMK setiap tahunnya.
Tak hanya itu, Semen Padang dan UPZ BAZNAS Semen Padang juga mendukung operasional Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS) Lubuk Kilangan (Luki) yang merupakan madrasah berprestasi de ngan siswa yang sebagian besar dari kalangan anak-anak kurang mampu. (ren)
















