Dikatakan Eka Putra, persoalan antara Pemkab Tanahdatar dengan keluarga yang mengaku sebagai ahli waris pemilik lahan sudah terjadi puluhan tahun, dan selalu mencuat di setiap kepala daerah baru. Bahkan, pada tahun 2003, pihak yang mengaku ahli waris mengajukan gugatan kepada pengadilan, dan gugatannya ditolak oleh pengadilan karena tidak bisa menunjukkan bukti kepemilikan.
“Tahun 2017 juga pernah dihalangi siswa masuk sekolah. Kita sudah mencoba bernegosiasi dengan pihak keluarga, dan kita tidak bisa memenuhi keinginan pihak keluarga yang meminta pemda mensertifikatkan beberapa lahan dimana asset pemerintah berdiri di atasnya, lalu ada lahan yang disertifikatkan tersebut diserahkan kepada ahli waris,” ujarnya.
Tahun lalu, kata Eka Putra, bersama Forkopimda kita juga sudah menyelesaikan lahan rumah dinas guru yang dipermasalahkan. Persoalan yang terjadi sejak belasan tahun lalu itu kita selesaikan dengan negosiasi. Atas izin Allah dan doa para siswa, orang tua, dan masyarakat bersama Forkopimda, juga akan menyelesaikan persoalan yang sudah terjadi puluhan tahun sesegera mungkin.
“Untuk kasus SMPN 2 Batusangkar ini, kita tidak membuka ruang negosiasi lagi dengan keluarga tersebut, karena terbukti hanya meredam masalah sebentar, lalu akan mencuat lagi suatu saat. Jadi kali ini akan diselesaikan secara jalur hukum, agar jelas hitam putihnya. Sehingga ke depan insan Pendidikan nyaman dalam menjalankan aktivitas. Kita meminta kepada siapa pun, agar institusi Pendidikan jangan dipolitisir. Tidak perlu memancing di air keruh, apalagi air tersebut keruh karena di-obok-obok,” kata dia.
Terpisah, pihak ahli waris melalui kuasa hukumnya M Intania, SH kepada wartawan menyatakan akan tetap melarang kegiatan apapun dilahan milik mereka yakni SMP 2 Batusangkar dan SDN 20 Baringin, sebelum adanya kesepakatan antara kedua belah pihak.
“Kami pihak ahli waris tidak akan membolehkan adanya kegiatan apapun dilahan milik kami. Apabila hari ini (kemarin-red) ada pertemuan antara kedua belah pihak dan ada kata sepakat, besok (hari ini-red) kami izinkan gedung kedua sekolah untuk dipakai,” kata Intania.
Sementara Asisten 1 Elzar, SH melalui sambungan telepon selulernya mengatakan aktifitas belajar di kedua sekolah dipastikan akan berjalan seperti biasa. “Besok (hari ini) siswa akan tetap belajar seperti biasa, pihak keamanan akan mengawal proses belajar mengajar,” katanya. (ant)



















