Tidak ada kendaraan roda empat yang melintasi jalan tersebut. Warga terpaksa mengandalkan kendaraan roda dua untuk mengakut hasil bumi mereka. Sangat terasa bagaimana sulitnya mereka melintasi jalan berkelok-kelok, sempit dan ekstrem dengan beban yang cukup berat. Apalagi di musim penghujan, jalan licin menjadi tantangan.
Akibat keterbatasan ini, warga mengharapkan perhatian pemerintah untuk peningkatan jalan. Butuhkan alokasi APBD mempercepat ketertinggalan pembangunan di kampung tersebut. Apalagi, beberapa jembatan ada yang tak layak, butuh pembangunan yang permanen.
Wali Jorong Rurapatontang, Sapran Nasution, membenarkan kesulitan warganya saat ini. Dia juga sudah berupaya menghubungi pihak pihak terkait untuk perbaikan jalan itu, namun sampai saat ini belum berhasil.
Katanya, rata-rata penghidupan warganya dari perkebunan dan sawah tadah hujan. Akibat sulitnya akses jalan membuat hasil bumi mereka tak bernilai. Warga selalu mengeluhkan besarnya biaya transportasi yang harus dikeluarkan. Terkadang hasilnya tak sebanding dengan keringat yang mereka keluarkan selama ini. “Tidak ada kendaraan roda empat yang bisa masuk ke kampung kami. Warga hanya mengandalkan roda dua yang daya angkutnya terbatas. Makanya besar biaya yang harus dikeluarkan,”ungkapnya.
Sebagai masyarakat yang tinggal di pelosok, warga kami berharap adanya pemerataan pembangunan dari pemerintah. Berharap perekonomian masyarakat bisa meningkat. Sehingga warga Rurapatontang bisa bersaing dengan kampung kampung lainnya. “Kalau jalan ini rusak terus, kapan lagi ekonomi masyarakat bangkit. Saya yakin jika jalan ini dibangun kembali, semua kegiatan warga akan lancar, tak ada lagi keluhan biaya atau kost besar,”
Sapran juga mengaku bersama perangkat pemerintahan nagari pihaknya sudah beberapa kali membuat proposal, mengusulkan pembangunan jalan ke pemerintah pusat maupun daerah, namun belum berhasil sampai saat ini. “Atas nama warga Rurapatontang, saya berharap kepada pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten Pasaman Barat untuk memperbaiki kembali jalan utama yang kerusakannya saat ini sudah cukup parah,” pungkasnya. (**)
















