Kamis siang, menghadiri puncak perayaan 100 tahun hadirnya Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang yang didirikan perempuan Minangkabau Rahmah El Yunusiyyah. Anies mengaku sangat kagum dengan perempuan yang disebut menembus batas sejak 100 tahun lalu. Anies merasa negeri ini belum cukup membalas budi kepada Rahmah Elyunusiah, budi baiknya jasanya, belum dibalas yang setimpal oleh negeri.
“Tapi negeri ini belum dan ini akan menjadi komitmen kami, bila Allah takdirkan maka salah satu orang pertama yang harus mendapat gelar pahlawan nasional adalah ibu Rahmah Elyunusiah. Pejuang perempuan yang sesungguhnya yang sangat mengubah wajah tidak hanya Indonesia tapi global adalah Rahmah Elyunusiah. Rahmah Elyunusiah ini harus menjadi nama rujukan di seluruh Indonesia,” katanya.
Selanjutnya, Kamis sore, Anies bertolak kembali ke Jakarta melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padangpariaman. Selama di Sumbar Anies terus didampingi istri, Fery Farhati dan tokoh-tokoh seperti Ketua DPW PKS yang juga Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah. Ketua DPW Partai Nasdem, Fadhli Amran dan Pimpinan DPW PKB, Firdaus serta tokoh masyarakat lainnya. Anies mungkin merasa, Sumbar adalah satu dari daerah yang berpotensi dimenangkannya saat berjuang bersama Bacawapres Muhaimin Iskandar.
Anies sempat menjadi fenomena di Sumbar dan disebut-sebut bakal mengikuti apa yang didapat Prabowo Subianto pada Pilpres 2014 dan 2019 di Sumbar. Bahkan, survei-survei Sumbar 2022 sampai awal 2023 menempatkanya sebagai pemuncak di Sumbar. Baik dipasangkan dengan tokoh manapun, saat itu yang paling tinggi adalah Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Namun, seiring dideklarasikannya Prabowo maju sebagai Capres kembali, nama Anies mulai sedikit meredup. Bahkan lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis survei elektabilitas calon Presiden 2024 di Provinsi Sumbar Agustus 2023, nama Anies mulai goyah. Hasilnya, Bacapres Gerindra Prabowo meraih elektabilitas tertinggi dengan 48 persen.
Survei ini digelar pada 26 Juni-10 Juli 2023 dengan melibatkan 810 responden di tiap dapil. Hasilnya, pada Juli 2023 Prabowo Subianto 48%, Anies Baswedan 39,5%, Ganjar Pranowo 6,2% dan tidak tahu/tidak menjawab (TT/T) 6,2%. Sementara survei Indikator per Januari 2023, Anies 49,6%, Prabowo 33,9%, Ganjar 7,7% dan TT/TJ 8,7%.
Peneliti Utama Indikator Burhanuddin Muhtadi lalu membahas terkait hasil survei tersebut. Dia menyampaikan meningkatnya elektabilitas Prabowo Subianto karena keberhasilannya memulihkan dukungan warga Sumatra Barat. Semua kader Gerindra dinilai bekerja keras dan membuat Prabowo kembali meninggalkan Anies.
Tapi, seiring telah mendaftarnya Anies-Muhaimin, Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran, belum diketahui siapa yang unggul di Sumbar. Meski para peneliti yakin, Bacapres tidak akan mempengaruhi pilihan masyarakat Sumbar terhadap Capres. Dan disebutkan, warga Sumbar sudah punya pilihan dan akan susah berubah sampai 14 Februari 2024.
Kini, Anies sudah kembali dan para timnya, baik yang berasa dari partai atau tidak, harus berjuang lebih keras. Kalau tidak, harapan memenangkan Pilpres di Sumbar, tentu akan jauh. Meski Sumbar hanya memiliki secuil pemilih dibandingkan dengan pemilih secara nasional. Dipastikan, hanya Anies dan Prabowo lah yang akan bersaing ketat di Sumbar, Ganjar akan jauh tertinggal.
Pekerjaan rumah yang ternyata masih berat untuk tim Anies, begitu juga dengan partai partai pengusung dan pendukungnya. Anies punya kata bijak, “Bermimpilah yang tinggi, tapi jangan berusaha menggapai mimpi tersebut. Melainkan berusahalah melampauinya.” Berusaha melampaui mimpi adalah kunci memenangkan Pilpres di Sumbar, meski belum jaminan memenangkannya secara nasional. (Wartawan Utama)




















