Selain dari Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota, anak punk tersebut berasal dari Jakarta, Palembang dan Jambi. Setelah didata, dan dilakukan pembinaan dengan memberikan pengarahan agar belasaan anak punk tersebut untuk tidak lagi meresahkan masyarakat ataupun pedagang.
Sementara terkait pelajar SLTP dan SLTA yang dijaring karena bolos saat jam pelajaran, setelah dijemput oleh orang tua dan guru mereka diizinkan pulang. Bahkan satu orang tua terlihat memarahi anaknya yang terjaring Satpol-PP karena bolos saat jam pelajaran. Sementara itu guru BK disalah satu SLTA yang terjaring membawa anaknya kembali kesekolah untuk mengikuti sholat jumat setelah mengikuti arahan dan pendataan dari Pol PP.
”Mereka yang terjaring karena tidak mengikuti pelajaran atau bolos, akan kami tertibkan kemudian akan dikembalikan kesekolah,” tambahnya.
Dewi juga mengapresiasi masyarakat yang ikut membantu petugas dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat/umum dengan melaporkan kepada petugas. “Kita apresiasi masyarakat maupun pedagang yang melaporkan karena terganggu atau resah dengan ulah belasan anak punk yang kita jarin,” sebutnya. (uus)




















