Papan atas lainnya yang juga menepi adalah mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan “Emil” Kamil (RK) yang sekarang menjadi kader Golkar. Banyaknya lembaga survei yang menempatkan RK di puncak daftar Bacawapres, membuatnya sempat jadi rebutan. Apalagi, jaminan 35,7 juta pemilih di Jabar, bisa jadi tambahan nilai RK.
Sempat terjadi ‘konflik’ interen Golkar seiring dua pentolannya berpeluang maju sebagai Cawapres. Selain RK, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto juga sempat direkomendasikan Golkar sebagai Capres atau Cawapres. Nilai elektabilitasnya yang tak keluar dari angka kecil, membuat Airlangga harus mengevaluasi diri. Bukan RK, tapi Golkar malah diberikan kepada Prabowo dan dibebaskan memilih calon wakilnya.
Dengan status kader Golkar dan mantan Gubernur Jabar, RK disebut akan sangat berperan dalam kemenangan Prabowo-Gibran. Meski Prabowo dan Gerindra sendiri adalah nama dan partai yang masih digandrungi di Jabar. Terbukti dengan berbagai survei yang menempatkan Prabowo dan partainya itu menguasai Jabar. Ditambah dengan RK, maka kemenangan mutlak Prabowo-Gibran di Jabar akan tergaransi.
Tapi apakah sesederhana itu? Pastinya tidak. Meski bergabung dengan Golkar, RK belum secara langsung menyatakan mendukung pasangan yang dijagokan partainya. Bahkan akhir-akhir ini, RK malah diisukan lebih dekat kepada Ganjar Pranowo. Mungkin karena sempat disebut menjadi calon Wapresnya Ganjar, sebelum diumumkannya Mahfud MD.
Tiga nama itu adalah trio yang sebelumnya berpeluang kuat maju sebagai Cawapres sebelum keluarnya nama Muhaimin, Mahfud dan Gibran. Selain itu, juga masih ada nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa yang sempat dijagokan untuk mendampingi ketiga Bacapres. Bahkan, disebut-sebut pernah ‘dilamar’ menjadi pasangan Anies, namun ditolak Kofifah.
Saat ini, sebagai Gubernur Jatim, Khofifah yang juga Ketua Umum Muslimat Nahdatul Ulama (NU) menjadi rebutan tiga pasanga Capres untuk jadi tim pemenangan. Akhir-akhir ini namanya lebih dekat kepada pasangan Prabowo-Gibran dan sempat diusulkan kader Gerindra sebagai ketua umum tim pemenangan. Sikap politik Khofifah sangat dinanti, kemana arah dukungannya, meski waktu maju Pilkada Jatim 2018 diusung Demokrat, Golkar, PAN, PPP, Nasdem, dan Hanura.
Ada juga nama Zannuba Ariffah Chafsoh yang dikenal dengan Yenny Wahid, putri Presiden Abdurrahman “Gusdur” Wahid. Sempat dijadikan salah satu kandidat perempuan yang masuk bursa pancapresan. Juga pernah ditawari menjadi Bacawapres Anies Baswedan sebelum Muhaimin. Tapi kini, Yenny menyebut masih melakukan konsolidasi internal, kemana arah dukungan keluarga almarhum Gusdur diarahkan pada Pilpres.
Yang pasti, Yenny dan keluarganya tidak akan memilih Anies-Muhaimin, karena persoalan dengan Muhaimin soal PKB yang belum kunjung selesai. Yenny dan nama-nama lainnya itu kini sudah dipastikan tak maju Pilpres. Tapi, pribadi, keluarga dan power mereka sangat dinantikan oleh para peserta Pilpres, kemana akan dilabuhkan. Dengan usia yang relatif hampir sama, mereka masih bisa berpotensi menjadi pemain pada Pilpres 2029.
Sahabat nabi, Ali Bin Abi Thalib pernah bebicara soal sabar dalam menghadapi hidup. “Kesabaran itu ada dua macam: sabar atas sesuatu yang tidak kau ingin dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau ingini.” Jika sabar, mereka-mereka yang belum beruntung tahun ini, bisa menunggu peluang sebagai Menteri, atau menunggu waktu Pilpres lanjutan. (Wartawan Utama)
















