“Usai dilakukan evakuasi terhadap jasad korban kemudian dilakukan evakuasi dan jasad korban dibawa ke RS M Djamil. Akibat ditabrak kereta api, tubuh korban terpotong menjadi dua bagian. Kaki dan badannya terpisah,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas II Padang, Supandi menghimbau masyarakat masyarakat untuk bisa lebih waspada dan membudayakan ‘Berteman’ yakni berhenti, tengok kiri, kanan, aman dan jalan.
“Kewaspadaan itu perlu. Kereta api sudah berada di jalurnya. Masyarakat perlu lebih hati-hati dan sayangi nyawanya, menyeberang di pintu perlintasan dan bukan mengambil jalan pintas menyebrang rel di sembarang tempat. Itu sangat berbahaya, seperti kecelakaan tersebut,” tegasnya.
Lebih lanjut katanya, BTP Padang sudah melakukan berbagai cara untuk menekan angka kecelakaan di perlintasan sebidang ini. Seperti melakukan peningkatan prasarana keselamatan sekaligus memberikan sosialisasi pada masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya berkeselamatan di perlintasan sebidang.
“Kita sudah menutup banyak sekali perlintasan liar, di mana di sana paling banyak terjadi kecelakaan karena tidak terjaga. Kita juga telah membangun POS JPL, palang pintu dan Early Warning System (EWS), patok rel dan pagar ornamen dan beberapa peningkatan lainnya. Namun, semua prasarana tersebut tak akan berfungsi jika masyarakat sendiri tidak aware dengan keselamatan masing-masing,” tambahnya.
Perlu dicatat juga proses BTP Padang dalam melakukan upaya penutupan perlintasan sebidang tersebut bukan tanpa halangan. Sebagai contoh bertahun-tahun BTP Padang melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar Lubuk Buaya dan Tabing agar bisa menutup perlintasan liar. Tidak jarang juga mengalami penolakan serta hambatan dari sebagian masyarakat. Sehingga, barulah pada tahun 2022 BTP Padang berhasil meyakinkan warga untuk melakukan penutupan perlintasan liar tersebut.
“Bertindak sekecil apapun itu lebih bermakna dari pada berwacana tanpa tindakan nyata. Sekali lagi mari bersama sama dengan kami melakukan imbauan gerakan ‘Berteman’ yakni berhenti sejenak, tengok kiri, kanan, aman, lalu jalan. Keselamatan di perlintasan sebidang adalah tanggung jawab kita semua,” tutupnya. (cr2)













